Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketergantungan pada Pesawat, Industri Pariwisata Harus Mulai Lirik Potensi Feri

Indonesia dinilai belum cukup memaksimalkan peran transportasi laut untuk mengembangkan industri pariwisata serta mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara.
Kapal Feri Kota Bumi bersandar di pelabuhan penyeberangan Kolaka-Bajoe menunggu dibukanya kembali pelayaran akibat cuaca buruk di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (23/1/2019)./ANTARA-Jojon
Kapal Feri Kota Bumi bersandar di pelabuhan penyeberangan Kolaka-Bajoe menunggu dibukanya kembali pelayaran akibat cuaca buruk di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (23/1/2019)./ANTARA-Jojon

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dinilai belum cukup memaksimalkan peran transportasi laut untuk mengembangkan industri pariwisata serta mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara.

Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Rudiana Jones berpendapat apa yang diinginkan pemerintah dengan dibangunnya tol laut sebenarnya memberikan sinyal positif untuk pengembangan pariwisata, khususnya wisata bahari.

"Mungkin masih ingat, dahulu ada kapal pesiar yang beroperasi di wilayah Indonesia yaitu Awani Dream, tetapi berbarengan dengan krisis ekonomi pada 1997 dan 1998. Akhirnya wisata bahari tersebut ikut koleps," tuturnya kepada Bisnis.com, Senin (8/7/2019) malam.

Menurutnya, dengan adanya rencana pemerintah membangun to laut, sebetulnya kapal seperti yang sekarang ini beroperasi di Singapura dapat dipindahkan ke Indonesia dengan menggunakan kapal feri yang berbendera Indonesia untuk mengarungi banyak tempat wisata di daerah Indonesia. 

"Dengan menggunakan kapal pesiar ini ini potensinya sangat besar sebetulnya tetapi jujur saja belum melihat kecukupan yang memadahi untuk memindahkan transportasi udara ke laut," ujarnya. 

Menurutnya, saat ini ada beberapa destinasi wisata yang memang memiliki tergantungan besar pada transportasi laut yakni seperti Batam, Bintang, lalu penyebrangan Jawa—Bali, Bali—Lombok, dan lain sebagainya. 

"Untuk destinasi lain memang masih bergantung pada pesawat udara," kata Rudiana. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper