Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang SIap Kelola WK Panas Bumi Yang Ditolak PLN

Asosiasi Panas Bumi Indonesia mengatakan siap mengambil wilayah kerja panas bumi yang penugasannya ditolak PT PLN (Persero) selama harga yang ditawarkan sesuai dengan keekonomian proyek. 
Ilustrasi./JIBI-Rachman
Ilustrasi./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Panas Bumi Indonesia mengatakan siap mengambil wilayah kerja panas bumi yang penugasannya ditolak PT PLN (Persero) selama harga yang ditawarkan sesuai dengan keekonomian proyek. 

Adapun terdapat lima wilayah kerja panas bumi (WKP) yang ditolak penugasannya oleh PLN yakni WKP Wapsalit berkapasitas 5 MW di Maluku, Sumani 20 MW di Sumatera Barat, Lainea 20 MW di Sulawesi Tenggara, Suwawa 10 MW di Gorontalo, dan Cubadak 10 MW di Sumatra Barat. PLN tidak berminat mengelola kelima WKP tersebut karena dinilai akan menghabiskan biaya produksi yang mahal. 

Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM pun akan melakukan lelang pada kelima WKP tersebut. 

Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi mengatakan, apabila lelang WKP yang ditolak jadi dilakukan, PT PLN (Persero) juga harus memastikan bersedia membeli listrik dari pengembang yang mengerjakan wilayah kerja tersebut. Selain, harga lelang yang ditetapkan harus sesuai dengan keekonomian proyek. 

"Kalau PLN saja sudah bilang mahal, apakah mungkin PLN membeli listrik yang ditawarkan oleh pengembang, karena harga listriknya juga pasti mahal," katanya kepada Bisnis, Minggu (30/6/2019). 

Walaupun demikian, Prijandaru optimistis pengembang akan mengambil sejumlah proyek lelang WKP lantaran adanya dukungan insentif dari pemerintah. Terutama, pernyataan dari Kementerian Keuangan yang beberapa kali menyatakan dukungan dengan membantu akses pendanaan pada produsen listrik yang akan mengembangkan energi baru terbarukan terutama panas bumi. 

Selain itu, API dan EBTKE juga sedang menyusun peta jalan atau road map pengembangan panas bumi beserta strateginya untuk mempercepat pengembangan pembangkitan panas bumi. 

"Road Map ini akan memberikan strategi untuk menjemput bola WKP yang sudah ditawarkan oleh pemerintah," katanya. 

Sementara, walaupun PLN menolak penugasan lima WKP, perseroan tersebut tetap mengejar realisasi penugasan yang sudah diterima. PLN telah mengumumkan lima calon mitra yang lolos prakualifikasi dalam mengerjakan delapan proyek wilayah kerja panas bumi yang dikelola perseroan.  kelima calon mitra tersebut yakni PT Apexindo Pratama Duta, Ormat Technologies, Medco Energi, Halliburton, dan Itochu Corporation. 

Kelima calon mitra tersebut selanjutnya memasuki tahap pra joint venture. PLN menarget calon mitra yang terpilih akan diumumkan final pada Juli 2019. 

Mitra yang terpilih nantinya akan mengerjakan delapan proyek WKP yang telah ditugaskan ke PLN. Delapan WKP tersebut yakni Songa Wayaua di Maluku Utara berkapasitas 10 MW, Atedei berkapasitas 5 MW di NTT, Gunung Sirung 5 MW di NTT, Gunung Tangkuban Perahu 55 MW di Jawa Barat, Oka Ile Ange 10 MW di Pulau Flores, Gunung Ungaran 55 MW di Jawa Tengah,  Kepahiang 110 MW di Bengkulu, Danau Ranau 40 MW di Lampung. Delapan proyek tersebut saat ini sedang memasuki tahap pra studi kelayakan. 

Sementara, PLN telah mengelola dua WKP yakni Ulumbu di Flores yang beroperasi sejak 2012 dengan kapasitas 4x2,5 MW dan Mataloko berkapasitas 3 MW di Pulau Ende yang beroperasi sejak 2011. PLTP Ulumbu dan Mataloko masing-masing memiliki 3 dan 6 sumur. 

PLN saat ini juga sedang melakukan studi kelayakan pada WKP Tulehu di Ambon berkapasitas 2 x 10 MW dengan melakukan pemboran. Adapun pemboran di WKP Tulehu telah dilakukan sejak tahun lalu dan hasilnya masih direview sebelum nantinya dioperasikan untuk pembangkitan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper