Bisnis.com, JAKARTA - Langkah Citilink Indonesia yang akan melakukan ekspansi rute internasional ke Jeddah dan Frankfurt dinilai perlu dilakukan pembedaan dengan induk usahanya Garuda Indonesia.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan langkah Citilink cukup berani dan patut diapresiasi. Maskapai nasional memang perlu banyak mengembangkan jangkauannya ke rute internasional yang strategis.
"Harus ada pembedaan yang jelas antara Garuda dengan Citilink agar tidak terjadi kanibalisasi pasar," kata Alvin, Minggu (30/6/2019).
Dia menambahkan bahwa Citilink sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) memang perlu menambah variasi pesawat yang dioperasikan guna menunjang upaya ekspansi.
Contoh maskapai LCC yang mengoperasikan pesawat berlorong ganda (twin aisle) adalah Scoot, Jet Star, AirAsia X, hingga Virgin Australia.
Berdasarkan data kinerja Garuda Group, Citilink memiliki 44 unit Airbus A320-200, 8 unit Airbus A320-200NEO, 5 unit Boeing 737-300, dan 3 unit Boeing 737-500. Dalam tahun ini, maskapai juga akan mengoperasikan sejumlah pesawat ATR milik Garuda Indonesia.
Baca Juga
Citilink menargetkan untuk meningkatkan jumlah pesawat, yang terdiri dari pesawat Airbus A320, ATR 72-600 dan beberapa pesawat berbadan lebar, untuk dioperasikan menjadi 70 unit pada 2019.
Pesawat ATR tersebut akan digunakan untuk menerbangi rute-rute jarak dekat atau dengan waktu penerbangan di bawah 2 jam.
Sepanjang 2018, Citilink telah menerbangkan 15 juta penumpang atau naik 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 12,3 juta penumpang. Adapun, target tahun ini diharapkan mampu mencapai 18 juta penumpang.