Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GMF AeroAsia Tambah Kapasitas Perawatan Mesin Pesawat Hingga 3 Kali Lipat

Penambahan kapasitas sejalan dengan naiknya porsi kontribusi bisnis perawatan mesin pesawat selama beberapa tahun terakhir.
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan teknisi PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi dengan menggunakan alat simulasi kecepatan dan ketinggian pesawat pada pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Petugas Inspektur Kelaikudaraan DKPPU Kementerian Perhubungan dan teknisi PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. melakukan pemeriksaan seluruh mesin dan kalibrasi dengan menggunakan alat simulasi kecepatan dan ketinggian pesawat pada pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/3/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. akan menambah kapasitas perawatan mesin pesawat dari 50 unit pada saat ini menjadi 150 unit dalam 2 tahun ke depan. 
 
Plt. Direktur Utama GMF Tazar M. Kurniawan mengatakan upaya tersebut dilakukan seiring dengan kenaikan kontribusi pendapatan dari perawatan engine dari 8 persen pada 2015 menjadi 29 persen pada proyeksi 2019. Sebelumnya, pekerjaan yang berkontribusi terbesar pada pendapatan perusahaan adalah perawatan ringan pesawat (line maintenance).
 
"Kapasitas saat ini baru 50 unit. Kami akan tingkatkan, sehingga 2 tahun mendatang atau 2021 sudah bisa operasikan untuk 150 unit engine," sebutnya, Selasa (25/6/2019).
 
Tazar menjelaskan langkah yang dipersiapkan adalah membeli alat pembersih mesin otomatis dan memasang alat gantung mesin menggunakan sistem roda berjalan pada Oktober 2019. Keduanya diyakini bisa menambah tingkat efisiensi kerja perawatan engine, sehingga kapasitas bertambah. 
 
Sejak 2015, pekerjaan line maintenance berkontribusi hingga 31 persen terhadap pendapatan perusahaan. Namun, porsi tersebut semakin berkurang seiring dengan penurunan kapasitas operasional pesawat yang digunakan maskapai nasional, yang menjadi pasar utama GMF.
 
Contoh pekerjaan line maintenance adalah pengisian bahan bakar serta pengecekan oli mesin dan hidrolik ketika pesawat akan terbang. Pekerjaan dilakukan saat pesawat usai beroperasi pada malam hari atau sedang beroperasi di bandara transit.
 
Pada 2015, kontribusi  terbesar kedua dan ketiga pendapatan emiten berkode GMFI ini diisi oleh perawatan komponen pesawat dan perawatan besar (airframe maintenance). Keduanya berkontribusi masing-masing 28 persen dan 24 persen terhadap total pendapatan.
 
Namun, pada 2019, komposisinya berubah dengan meningkatnya sumbangan perawatan engine. Nilai yang didapatkan dari pekerjaan tersebut bisa mencapai US$5 juta-US$6 juta per 1 unit mesin, sedangkan 1 unit pesawat memiliki 2 mesin.
 
Perusahaan perawatan pesawat (Maintenance, Repair, and Overhaul/MRO) ini telah memiliki empat hanggar dengan luas area fasilitas mencapai 970.000 meter persegi di Kompleks Cengkareng. Adapun jumlah outstation line maintenance mencapai 47 line di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper