Bisnis.com, JAKARTA- Penjualan beras premium dalam kemasan dinilai memiliki ceruk pasak yang menjanjikan sesuai dengan karakteristik produk yang ditawarkan.
Ekonom Indef Rusli Abdullah menyebutkan maraknya permintaan akan produk beras dalam kemasan didorong oleh pertumbuhan penduduk, baik kelas menengah maupun kelas atas. Namun, permintaan pasar yang berasal dari golongan kelas sosial ini memiliki perbedaan baik dari segi volume maupun keberlanjutan.
“[Permintaan beras premium dalam kemasan] sangat prospek. Cuma, akan lebih prospek lagi jika ada diversifikasi,” katanya ketika dihubungi, Senin (17/6/2019).
Menurut Rusli, akan lebih baik jika produk yang ditawarkan adalah produk-produk organik dan mengusung label ramah lingkungan. Pasalnya, masyarakat dengan stastus sosial ekonomi di tingkat atas dinilai lebih peduli terkait asal muasal produk yang dikonsumsi dan seberapa sehat proses produksi serta dampaknya terhadap lingkungan.
Dia juga menyarankan agar volume beras per kemasan untuk produk dengan kualitas beras premium tidak telalu besar. Pasalnya, intensitas konsumsi beras masyarakat di tingkat atas itu tidak sebanyak atau sesring masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Masyarakat dengan kondisi ekonomi tingkat atas yang menjadi konsumen utama beras premium cenderung lebih fokus untuk memperbanyak asupan protein dibandingkan dengan karbohidrat.
Baca Juga
Dengan demikian, permintaan beras premium secara volume pun akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan beras kualitas medium setiap bulannya.
Dia menilai prospek bisnis beras dalam kemasan untuk kualitas medium pun saat ini mulai terbuka lebar. Adanya beras dalam kemasan akan memberi opsi bagi masyarakat kalangan ekonomi menengah, khususnya yang hidup di perkotaan lantaran beras dalam kemasan lebih praktis.
Oleh karena itu, pasar beras dalam kemasan untuk kualitas medium jauh lebih besar dibandingkan dengan pasar beras premium. Namun, di saat yang sama, pasar ini cenderung gampang terdistraksi.
“Untuk saat ini, porsi kelas menengah lebih banyak dibandingkan kelas atas. Jadi, secara kuantitas itu sangat prospek sekali dibandingkan kelas atas. Cuma, ini lebih sustain untuk kelas atas bisnis seperti seperti itu karena kelas menengah kalau ada gucangan ekonomi mereka pasti akan terganggu,” jelasnya.