Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional atau IMF mengungkapkan tingkat pengangguran muda sangat berpengaruh pada tingkat ketimpangan ekonomi.
Dalam artikel To Reduce Inequality, Employ Young People, dua ekonom IMF Burcu Hacibedel dan Priscilla Muthoora mengungkapkan secara umum peningkatan pertumbuhan ekonomi telah mengurangi ketimpangan di negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang selama bertahun-tahun.
Menurut mereka saat ekonomi tumbuh baik, kaum muda yang bekerja telah membantu mengurangi ketimpangan di kedua kelompok negara. Akan tetapi ketika pertumbuhan melambat dan pekerjaan hilang, semakin banyak orang muda yang kehilangan pekerjaan di negara-negara berpenghasilan rendah sehingga meningkatkan ketimpangan.
"Di negara berkembang, ceritanya sedikit berbeda dan kami akan menjelaskan alasannya," kata Burcu dan Priscilla seperti dikutip Bisnis, Jumat (14/6/2019).
Hasil kajian terbaru IMF, yang mempelajari kelompok 71 negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang, menekankan pentingnya kualitas penciptaan lapangan kerja dan suatu kebijakan untuk mendukung pekerjaan, yang diharapkan membantu mengurangi ketimpangan dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.
Kajian itu juga menjelaskan dampak dari perbaikan ekonomi atau sebaliknya sangat berkorelasi dengan ketimpangan yang ditimbulkan melalui pengangguran, akses ke keuangan, dan pengeluaran pemerintah.
Baca Juga
Sebagai gambaran, saat ekonomi dalam kondisi baik, ketersediaan lapangan kerja telah mengurangi pengangguran. Kondisi ini kemudian berhasil menurunkan ketimpangan hingga 41% di negara berpenghasilan rendah maupun negara berkembang.
Sementara itu saat ekonomi terpuruk, 28% peningkatan ketimpangan disebabkan oleh meningkatnya angka pengangguran. Peningkatan pengangguran di kalangan kaum muda adalah kontributor utama meningkatnya hal tersebut.
Sebagai langkah untuk mengatasi hal itu, IMF menekankan tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kualitas penciptaan lapangan kerja dan kebijakan untuk mendukung pekerjaan, penting guna mengurangi ketimpangan.
Kedua, reformasi pada struktur ekonomi suatu negara untuk mendorong produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang. Untuk mencapai hal itu, perlu dirancang kebijakan yang mengurangi perbedaan besar dalam distribusi pendapatan.
Ketiga, karena sebagian besar pengaruh pertumbuhan terhadap ketidaksetaraan berasal dari pengangguran kaum muda, pemerintah harus merancang kebijakan untuk meningkatkan kemampuan kerja para pekerja muda dan mengurangi kerentanan mereka terhadap penurunan ekonomi.