Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah penumpang kapal laut hingga H+3 Lebaran naik sekitar 4 persen dari realisasi selama Idulfitri tahun lalu, didorong oleh masa libur yang lebih panjang dan harga tiket pesawat yang tinggi.
Berdasarkan data Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati) pada Minggu (9/6/2019) pukul 17.00 WIB, jumlah kumulatif penumpang angkutan laut sejak 21 Mei (H-15) mencapai 1,15 juta orang atau naik 4,01 persen dari periode sama tahun lalu.
Kenaikan ini mendekati perkiraan Kementerian Perhubungan, yakni 4,8 persen, dengan catatan angka penumpang dihitung hingga H+15 (21 Juni). Pada periode arus mudik dan arus balik 2018, jumlah penumpang kapal laut tercatat 1,9 juta orang.
Adapun puncak arus mudik moda angkutan laut Lebaran kali ini terjadi pada H-6 (30 Mei) dengan jumlah penumpang mencapai 81.684 orang. Puncak arus balik terjadi H+2 (8 Juni) dengan jumlah penumpang 72.072 orang. Volume penumpang dicatat dari 51 pelabuhan yang menjadi lokasi pemantauan angkutan laut di Indonesia.
Sementara itu, Pelabuhan Batam menjadi pelabuhan terpadat dengan jumlah penumpang 182.775 orang. Berikutnya adalah Tanjung Balai Karimun (182.775 orang), Tanjung Pinang (79.831 orang), Ternate (55.164 orang), dan Tanjung Buton (48.716 orang).
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko menyebutkan setidaknya dua faktor yang mendorong pertumbuhan penumpang kapal laut Lebaran tahun ini, yakni tiket pesawat yang lebih mahal dari sebelumnya dan kapasitas kapal yang bertambah dari sebelumnya.
“Jumlah kapal Pelni memang tetap, tetapi perintis bertambah, juga ada mudik gratis dengan kapal TNI AL,” katanya saat dihubungi, Minggu (9/6/2019).
Kasubdit Sistem Informasi dan Sarana dan Prasarana Angkutan Laut Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Sukirno Dwi Susilo menambahkan hari libur Lebaran yang panjang karena berdekatan dengan hari libur nasional keagamaan lain dan bersamaan dengan masa libur sekolah turut memengaruhi kenaikan jumlah penumpang.