Bisnis.com, JAKARTA -- International Monetary Fund (IMF) memperingatkan meningkatnya kehadiran perusahaan teknologi besar yang menggunakan big data dan kecerdasan buatan bisa mendisrupsi sistem finansial global.
"Disrupsi besar terhadap lanskap finansial kemungkinan besar datang dari perusahaan teknologi besar, yang akan menggunakan basis pelanggan mereka dan dana yang besar untuk menawarkan produk finansial yang didasarkan pada big data dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI)," papar Managing Director IMF Christine Lagarde dalam sebuah simposium financial technology (fintech) di Fukuoka, Jepang, Sabtu (8/6/2019).
Seperti dilansir Reuters, dia mengakui bahwa di satu sisi, inovasi yang terjadi bisa membantu memodernisasi pasar finansial. Namun, di sisi lain, hal yang sama juga dapat membuat sistem finansial yang ada menjadi rentan karena sistem pembayaran serta setelmen berada di bawah beberapa perusahaan teknologi besar.
Hal ini, lanjut Lagarde, membuka tantangan sistemik yang unik terhadap stabilitas dan efisiensi finansial. China dijadikan contoh nyata terkait hal ini.
"Dalam 5 tahun terakhir, perkembangan teknologi di China sangat sukses dan memungkinkan jutaan orang mendapatkan manfaat dari produk finansial dan penciptaan pekerjaan berkualitas tinggi. Namun, hal ini juga membuat dua perusahaan menjadi pengontrol lebih dari 90 persen pasar pembayaran mobile," terangnya.
Tidak disebutkan dua perusahaan apa yang dimaksud Lagarde. Tetapi, WeChat dan AliPay merupakan dua layanan pembayaran yang digunakan secara luas di China.
IMF Peringatkan Munculnya Disrupsi Sistem Finansial Global Akibat Fintech
Perusahaan teknologi besar yang berbasis big data dan kecerdasan buatan dinilai bisa menciptakan disrupsi serius terhadap sistem finansial global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu