Bisnis.com, JEMBRANA — Masyarakat yang memiliki ekspektasi tinggi pada arus balik musim Lebaran 2019, harus tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi.
Peneliti Indonesia Urban Transport Institute (Iutri) sekaligus Pengamat Transportasi Universitas Indonesia (UI) Alvinsyah berpendapat bahwa hal tersebut akibat arus mudik yang terbilang lancar.
"Untuk arus balik mudah-mudahan sama lancarnya. Namun, perlu persiapan dan strategi yang lebih cermat, karena periodanya lebih pendek hanya 3 hari sejak tanggal 7 Juni 2019 sampai 9 Juni 2019," jelas Alvin kepada Bisnis, Kamis (6/6/2019).
Oleh sebab itu, demi mengatasi arus balik Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani dalam keterangan resminya, telah mempersiapkan beberapa kebijakan dan imbauan.
Sebab, Desi memprediksi puncak arus balik Lebaran 2019 jatuh pada H+3 atau pada 9 Juni 2019 dengan prediksi jumlah kendaraan mencapai 104.000 kendaraan yang melewati gerbang tol Cikampek Utama ke arah Jakarta.
“Untuk itu kami mengimbau masyarakat tidak fokus hanya pada satu tanggal tertentu saja. Untuk pemudik yang menggunakan akses jalan tol dapat menikmati diskon tarif tol sebesar 15% pada tanggal 10-12 Juni 2019," ungkap Desi.
"Ini diharapkan menarik minat masyarakat sehingga distribusi lalu lintas arus mudik dapat menjadi maksimal,” tambahnya.
Jasa Marga juga mengimbau agar pengguna jalan dapat memonitor lalu lintas sebelum melakukan perjalanan. Bagi pengguna jalan yang akan melakukan perjalanan mudik, diimbau agar berangkat pada pagi hari untuk menghindari kecenderungan jam favorit arus balik pada siang-sore hari.
Sementara itu, Tim Jelajah Lebaran Jawa-Bali 2019 Bisnis Indonesia tengah menuju Pulau Jawa untuk kembali memberikan informasi Arus Balik Lebaran 2019 di Jalan Tol Trans Jawa dan Jalur Pantai Utara (Pantura).
Tim Jelajah Jawa Bali 2019: Rayful Mudassir, Aziz Rahardyan, Mutiara Nabila, Wibi Pratama, Ni Putu Eka Wiratmini.