Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa berjanji akan menolak seluruh tuntutan impor Amerika Serikat (AS) yang akan mengekang impor mobil dan suku cadang asal Eropa.
Para kepala perdagangan Uni Eropa menolak gagasan yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump tentang penetapan kuota ekspor otomotif Eropa ke negara tersebut. Trump mengklaim kegiatan impor mobil akan menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional.
Uni Eropa tidak sepakat dengan pernyataan Trump tersebut. Apalagi, menghambat kegiatan ekspor secara sengaja adalah ilegal berdasarkan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Kami 100 persen menentang kebijakan sedemikian rupa," ujar Menteri Perdagangan Swedia Ann Linde kepada wartawan di Brussels, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (28/5/2019).
Menteri-menteri nasional lain dan Komisioner Perdagangan Eropa Cecilia Malmstrom menggemakan pandangan Linde dan menegaskan bahwa blok ekonomi yang terdiri dari 28 negara itu bertekad untuk menghormati kebijakan WTO.
Ketegangan dagang transatlantik terhadap ekspor otomotif Eropa senilai puluhan miliar dolar ke pasar AS berisiko terombang-ambing dan akan menjadi angin sakal baru bagi ekonomi global.
Baca Juga
Masalah ini dapat membatalkan rencana negosiasi antara AS dengan Uni Eropa terkait penghapusan tarif barang-barang industri secara keseluruhan dan mengakhiri gencatan senjata perdagangan yang berlangsung sejak Juli 2018.
Tahun lalu, Trump menyatakan impor baja dan aluminium AS sebagai ancaman keamanan nasional dan memberlakukan retribusi masing-masing sebesar 25 persen dan 10 persen, pada pengiriman dari seluruh dunia termasuk Uni Eropa.
Hal itu memicu balasan tarif Uni Eropa sebesar 25 persen pada produk impor AS senilai 2,8 miliar euro atau senilai US$3,1 miliar, termasuk sepeda motor Harley-Davidson Inc., jeans Levi Strauss & Co. dan wiski bourbon.
Menurut Komisi Eropa, tarif 25 persen yang dikenakan Washington untuk mobil impor akan menambah 10.000 euro dari harga jual ritel kendaraan UE yang diimpor ke AS.
“Kami berharap tarif tidak akan dipraktikkan sama sekali. Ini akan menjadi situasi yang sangat, sangat sulit untuk industri mobil Swedia dan industri mobil Eropa. Itu akan menjadi bencana," kata Linde.