Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor Jepang Turun Lagi

Dampak perang dagang Amerika Serikat-China terus membebani ekonomi negara-negara lain, termasuk Jepang. Ekspor Negeri Sakura pun turun untuk bulan kelima berturut-turut pada April.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kiri) berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Washington, AS, Jumat (26/4/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kiri) berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Washington, AS, Jumat (26/4/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA – Dampak perang dagang Amerika Serikat-China terus membebani ekonomi negara-negara lain, termasuk Jepang. Ekspor Negeri Sakura pun turun untuk bulan kelima berturut-turut pada April.

Kementerian Keuangan Jepang hari ini, Rabu (22/5/2019), melaporkan penurunan nilai ekspor Jepang sebesar 2,4 persen pada April dari tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih dalam dari perkiraan para ekonom sebesar 1,6 persen.

Sementara itu, impor Jepang pada April naik 6,4 persen. Ini menjadi tanda permintaan domestik yang lebih kuat setelah penurunan tajam angka impor kuartalan yang terlihat dalam data PDB awal pekan ini.

Dengan demikian, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar 60,4 miliar yen pada April. Angka ini jauh lebih kecil dari perkiraan median untuk surplus sebesar 232,7 miliar yen juga merupakan surplus bulan April terkecil dalam empat tahun.

Di sisi lain, pesanan mesin inti, sebagai indikator belanja modal dalam beberapa bulan mendatang, berhasil naik 3,8 persen pada bulan Maret setelah diperkirakan akan menurun.

Meski para ekonom tetap khawatir bahwa prospek ekspor yang suram dapat membebani rencana investasi perusahaan, kenaikan bulanan dalam pesanan mesin memberi harapan bahwa belanja modal akan menunjukkan ketahanan selama beberapa bulan mendatang.

“Perang perdagangan AS-China kurang baik bagi eksportir seperti Jepang. Tapi, dari sudut pandang optimistisnya, tidak semuanya buruk. Ada peluang untuk bisnis-bisnis Jepang,” tutur Yuki Masujima, Ekonom Bloomberg.

Dampak perang perdagangan AS dengan China dan permintaan global yang lebih lemah untuk barang-barang teknologi sendiri telah membawa eksporJepang ke China turun 6,3 persen.

Penurunan sebesar 41 persen pada peralatan untuk membuat semikonduktor menjadi hambatan terbesar pada ekspor secara keseluruhan.

Meski para ekonom mengatakan sedikit perlambatan dalam laju penurunan ekspor ke China menunjukkan tren yang tidak memburuk pada April, kebuntuan dalam perundingan perdagangan AS-China pada Mei menjadi pertanda buruk atas prospek ke depannya.

Pemerintah Jepang saat ini tengah mencermati segala rilis data ekonomi di tengah spekulasi bahwa kenaikan pajak yang dijadwalkan untuk Oktober kemungkinan akan ditunda karena kekhawatiran atas kekuatan ekonomi.

Menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Tokyo, yang kemungkinan akan membahas isu-isu perdagangan, data perdagangan itu juga menunjukkan surplus perdagangan bulanan Jepang dengan AS naik 18 persen dari tahun sebelumnya.

Kenaikan sebesar 9,6 persen dalam ekspor ke AS merupakan indikasi kekuatan permintaan yang sedang berlangsung di AS. Meski demikian, peningkatan defisit AS dapat menjadi perhatian Trump saat ia bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe akhir pekan ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper