Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nissan Proyeksikan Pelemahan Keuntungan 28 Persen

Nissan Motor Co. memperkirakan penurunan laba operasional tahunan sebesar 28 persen, yang menjadikan pendapatan terlemah dalam 11 tahun dan menggarisbawahi perjuangan perusahana untuk membuka lembar baru setelah pemecatan Carlos Ghosn.
Mantan Chairman Nissan Motor Carlos Ghosn duduk di dalam mobil ketika ia meninggalkan kantor pengacara setelah dibebaskan dengan jaminan dari Rumah Tahanan Tokyo, di Tokyo, Jepang, 6 Maret 2019. /REUTERS
Mantan Chairman Nissan Motor Carlos Ghosn duduk di dalam mobil ketika ia meninggalkan kantor pengacara setelah dibebaskan dengan jaminan dari Rumah Tahanan Tokyo, di Tokyo, Jepang, 6 Maret 2019. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Nissan Motor Co. memperkirakan penurunan laba operasional tahunan sebesar 28 persen, yang menjadikan pendapatan terlemah dalam 11 tahun dan menggarisbawahi perjuangan perusahana untuk membuka lembar baru setelah pemecatan Carlos Ghosn.

Prospek suram dari produsen mobil nomor dua di Jepang tersebut salah satunya diakibatkan oleh penangkapan Ghosn tahun lalu dan masalah di bisnis Amerika Utara.

Kondisi ini kemungkinan akan menambah tekanan pada CEO Hiroto Saikawa ketika dia mencoba untuk merombak tata kelola perusahaan dan menempatkan Nissan pada posisi yang lebih setara dengan mitra aliansi, Renault SA.

Melemahnya laba Nissan telah menimbulkan kekhawatiran bagi Renault, sebagai pemilik saham sebesar 43 persen di perusahaan Jepang tersebut dan telah berupaya untuk mendorong ikatan kemitraan yang lebih dekat melalui wacana merger.

Meski demikian, sebagian pejabat tinggi Nissan menolak merger dan lebih memilih melanjutkan kemitraan yang setara, yang artinya menghalangi kuasa Renault terhadap Nissan.

"Hari ini kita berada pada titik terendah. Kami ingin memulihkan performa kinerja kami selama dua hingga tiga tahun ke depan," ujar Saikawa pada kesempatan konferensi pers di kantor pusat Nissan di Yokohama, seperti dikutip melalui Reuters, Rabu (15/5/2019).

Nissan memproyeksikan laba operasi senilai 230 miliar yen atau setara dengan US$2 miliar untuk tahun yang berakhir pada Maret 2020. Target tersebut lebih rendah dari rata-rata perkiraan 45 analis yang disusun oleh Refinitiv yakni 457,7 miliar yen.

Produsen mobil itu melaporkan laba operasi mencapai 318 miliar yen pada tahun yang baru saja berakhir, turun 45 persen dari tahun sebelumnya. Perusahaan juga membukukan dana pengeluaran 4,4 miliar yen setelah direvisi dari kekeliruan sebelumnya yang diakibatkan oleh kasus penggelapan dana oleh Ghosn.

"Profitabilitas yang lesu kemungkinan akan mengakibatkan dividen terpangkas 30 persen per tahun menjadi 40 yen per saham," ungkap perusahaan dalam keterangan resmi.

Pukulan terbesar bagi kegiatan produksi Nissan berasal dari insentif penjualan yang mahal di Amerika Serikat, di mana penjualannya turun 9,3 persen menjadi 1,44 juta unit pada tahun yang berakhir 31 Maret.

Selama bertahun-tahun perusahaan mengandalkan diskon besar-besaran di pasar terbesarnya untuk menjual SUV compact Rogue dan sedan Altima, di bawah target agresif yang ditetapkan Ghosn selama menjadi CEO.

Skandal yang menimpa Ghosn telah mengguncang industri mobil global dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan Nissan untuk mendapatkan kembali posisinya di pasar setelah memutus hubungan dengan pemimpin karismatik dan perancang aliansi.

Setelah Ghosn didepak dari posisi kepala aliansi Renault-Nissan tahun ini, produsen mobil Prancis itu dikabarkan akan membahas pembentukan sebuah perusahaan holding bersama untuk memberikan kedua perusahaan kedudukan yang sama.

Saikawa, yang mengambil alih jabatan CEO Nissan pada 2017, telah berjanji untuk fokus pada peningkatan margin laba untuk bisnis perusahaan di AS, tetapi ini merupakan proses yang lambat karena Nissan terus memberikan diskon.

Produsen mobil itu juga memangkas target pendapatan jangka menengahnya menjadi 14,5 triliun yen pada 2022, dari 16,5 triliun yen. Nissan juga merevisi margin operasi tahunan menjadi sebesar 6 persen saat itu, dari target sebelumnya sebesar 8 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper