Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Mengancam, Indeks Saham China dan Yuan Tersungkur

Indeks saham berjangka China tersungkur bersama dengan nilai tukar yuan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat tertekan kekhawatiran meredupnya prospek perjanjian perdagangan dengan AS.
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham berjangka China tersungkur bersama dengan nilai tukar yuan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat tertekan kekhawatiran meredupnya prospek perjanjian perdagangan dengan AS.

Pemerintah China dikabarkan tengah mempertimbangkan menunda mengirimkan negosiator perdagangannya ke Washington pekan ini setelah Presiden Donald Trump mengancam China dengan pengenaan tarif yang lebih tajam.

Ancaman Trump dilancarkan karena melihat lambatnya kemajuan dalam perundingan perdagangan antara kedua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia ini, menurut sumber terkait, seperti dilansir Bloomberg.

Kontrak berjangka Singapura yang diperdagangkan pada indeks FTSE China A50 pun merosot sebanyak 4,4 persen pada perdagangan pagi ini, Senin (6/5/2019), sedangkan yuan mengalami pelemahan tertajam dalam tiga tahun.

“Berita itu mengalihkan fokus pasar dari pemulihan ekonomi yang mulai timbul ke volatilitas jangka pendek. Aset-aset berisiko akan berada di bawah tekanan untuk saat ini,” ujar Hao Hong, chief strategist di Bocom International Holdings Co.

“[Namun] karena kedua belah pihak menginginkan kesepakatan, saya terus meyakini bahwa tren naik jangka panjang akan mengalahkan volatilitas jangka pendek,” tambahnya.

Menurut Hong, jika pasar ekuitas China mengalami tekanan jual yang signifikan, pihak otoritas kemungkinan akan melakukan intervensi untuk mendukung pasar.

Optimisme bahwa China dan AS akan mencapai kesepakatan dalam perdagangan membantu menjadikan saham-saham Shanghai menjadi yang terpanas di dunia awal tahun ini, meskipun lesunya kinerja keuangan perusahaan dan kekhawatiran berkurangnya stimulus pemerintah telah menyeret indeks Shanghai Composite turun hampir 6 persen dari level tertingginya pada April .

Sementara itu, nilai tukar yuan melemah sebanyak 1,3 persen menjadi 6,8218 per dolar AS, level terendah sejak 10 Januari, sebelum diperdagangkan di 6,8153 pada Senin (6/5) pukul 9.09 pagi waktu Hong Kong.

Trump sebelumnya menunda pengenaan kenaikan tarif menjadi 25 persen dari 10 persen terhadap barang impor China senilai US$200 miliar setelah menyetujui gencatan senjata dengan Presiden China Xi Jinping pada 1 Desember 2018 untuk memberi waktu bagi perunding kedua belah pihak menyusun perjanjian yang komprehensif.

Namun kemudian Trump secara dramatis meningkatkan tekanan pada China untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan mengumumkan akan menaikkan tarif impor atas produk China senilai US$200 miliar pekan ini.

"Kesepakatan Perdagangan dengan China berlanjut, tetapi terlalu lambat, karena mereka berusaha untuk menegosiasikan kembali. Tidak!" tulis Trump dalam Twitter.

Sikap Trump tesebut menunjukkan bahwa eskalasi perang dagang selama berbulan-bulan ini hampir pasti akan mengacaukan pasar keuangan yang selama in bereaksi secara sensitif terhadap perkembangan pembicaraan antara AS dan China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper