Bisnis.com, JAKARTA - Sistem industri 4.0 berpeluang meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) hingga US$150 miliar, serta menyerap 4,5 juta tenaga kerja melek teknologi pada 2025. Oleh karena itu, Kemenperin mendorong pengembangan Internet of Things (IoT) dalam memperkuat struktur teknologi digital.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin R. Janu Suryanto mengatakan bahwa industri nasional akan bertransformasi menjadi ekosistem bisnis IoT bernilai Rp444 triliun pada 2022.
“Oleh karena itu, Indonesia jangan hanya jadi pasar dari ekonomi digital, tetapi juga memanfaatkan pengembangan ekonomi digital tersebut sehingga industrinya semakin tumbuh dan berdaya saing,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2019).
Janu menambahkan ada lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, artificial intelligence (AI), human–machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi cetak 3 dimensi. Dia menilai peluang industri di dalam negeri menjadi ekosistem IoT cukup besar mengingat jumlah pengguna internet di Tanah Air yang lebih dari 140 juta orang.
Janu mengutarakan implementasi industri 4.0 akan mendorong peningkatan investasi khususnya yang terkait dengan penggunaan teknologi IoT. Implementasi industri 4.0, ujarnya, dapat mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing sektor manufaktur dan menciptakan ekosistem inovasi.
Janu menambahkan penerapan industri 4.0 merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi, dengan ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi, serta batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Adapun, lanjutnya, implementasi inudstri 4.0 dapat membuat bagian produksi mengalami transformasi yang didorong oleh teknologi berorientasi pelanggan. Selain itu, teknologi tersebut juga menyediakan peluang untuk sistem produksi dan model bisnis baru yang fleksibel.
Guna memaksimalkan pemanfaatan teknologi terkini, Janu berpendapat para pemangku kepentingan perlu mengidentifikasi keterampilan baru yang dibutuhkan. Untuk itu, penting melakukan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) industri. “Pada era transformasi ini, pemerintah telah berusaha keras menyiapkan SDM yang mumpuni dalam menyongsong industri 4.0,” tuturnya.