Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pemindahan Ibu Kota Dinilai Tak Signifikan Kurangi Kemacetan

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengungkapkan, pemindahan ibu kota negara tidak akan berdampak signifikan terhadap kemacetan yang terjadi di wilayah Jabodetabek.
Rinaldi Mohammad Azka
Rinaldi Mohammad Azka - Bisnis.com 02 Mei 2019  |  16:46 WIB
Pemindahan Ibu Kota Dinilai Tak Signifikan Kurangi Kemacetan
Ilustrasi - Kendaraan bermotor terjebak kemacetan di Jalan KH. Abdullah Syafei, Jakarta, Senin (7/1/2019). - ANTARA/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengungkapkan, pemindahan ibu kota negara tidak akan berdampak signifikan terhadap kemacetan yang terjadi di wilayah Jabodetabek.


Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan, wacana pemindahan ibu kota bukan merupakan hal baru dan sudah diungkapkan oleh beberapa periode presiden. Dia menilai, yang menjadi faktor utama pemindahan tersebut karena daya dukung dari Pulau Jawa khususnya wilayah Jabodetabek yang sudah mulai jenuh.

"Bicara ibu kota itu bicara daya dukung, daya dukung Jawa khususnya di Jabodetabek ini sudah mulai jenuh. Oleh karena itu, pemerintah perlu mencari solusi-solusinya," ungkapnya dalam diskusi panel Menyoal Masa Depan Sistem Transportasi Jabodetabek, yang diselenggarakan Bisnis Indonesia di Hotel Syahid, Jakarta, Kamis (2/5/2019).


Dia menjelaskan, pemindahan ibu kota ini sangat berkaitan dengan transportasi massal di wilayah Jabodetabek, sebab salah satu alasan pemindahan tersebut karena wilayah Jabodetabek yang sudah terlalu penuh.


Menurutnya, pemindahan ibu kota ini tidak akan berdampak signifikan terhadap kepadatan dan kemacetan di wilayah Jabodetabek.


"Saya sudah menghitung misalnya pusat pemerintahan pindah dari Jakarta, kita hitung kira-kira mempunyai dampak pengurangan, berarti jumlah pegawai negeri pindah ke luar, itu kira-kira hanya 10%," katanya.


Pergerakan orang di Jabodetabek, terangnya, mencapai 60 juta orang per hari. Dengan pengurangan 10% populasi ASN tersebut, artinya tetap masih ada pergerakan 54 juta orang.


"Artinya pengurangan kemacetan tidak cukup signifikan, permasalahan transportasi di Jabodetabek masih menjadi hal yang utama, prioritas. Oleh karena itu, ibu kota dipindahkan transportasi masalahnya selesai itu tidak demikian," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor : Yusuf Waluyo Jati

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top