Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong budidaya cacing sutera karena hal tersebut dinilai akan memberikan dampak positif terhadap produksi benih ikan nasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menjelaskan bahwa salah satu pakan alami yang penting dalam kegiatan budidaya ikan air tawar khususnya pada fase pembenihan adalah cacing sutera.
"Oleh karena itu, saat ini pengembangan budidaya cacing jenis ini terus digalakkan di berbagai daerah di Indonesia," kata Slamet dalam keterangan resminya, Kamis (25/4/2019).
Dia menambahkan cacing sutera bernama latin Tubifex sp atau sering disebut cacing rambut merupakan cacing berkoloni yang masuk dalam kelas jenis Oligochaeta berukuran 2 cm – 4 cm yang hidup di perairan jernih dan kaya bahan organik.
Slamet melanjutkan cacing sutera mengandung protein berkisar 57 – 60 persen dan lemak 13 – 20 persen. Nilai gizi yang tinggi itu membuatnya sangat diminati pembudidaya guna mencukupi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan benih ikan.
Selain itu, cacing sutera juga mengandung vitamin B12, mineral, asam amino serta asam lemak tak jenuh. Cacing ini juga mudah dicerna dalam tubuh ikan karena tanpa tulang kerangka serta sesuai dengan bukaan mulut larva.
Baca Juga
“Budidaya cacing sutera bahkan sudah menjadi salah satu peluang ekonomi bagi masyarakat. Keuntungan dari budidaya cacing sutera tidak memerlukan luasan lahan yang besar, cukup dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan selain itu tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga waktu pengembalian investasinya pun lebih singkat dan perputaran uangnya juga cenderung lebih cepat," lanjutnya.
Slamet menjelaskan KKP terus berupaya agar teknik budidaya cacing sutera ini dapat dikuasai oleh pembudidaya khususnya di luar Pulau Jawa. Hal ini untuk mengatasi kelangkaan pakan alami bagi benih ikan sehingga benih ikan air tawar tidak semata-mata menggantungkan dari Pulau Jawa.
Selain itu, menurutnya ada banyak metode budidaya cacing sutera yang bisa dilakukan pembudidaya, mulai dari metode kolam plastik terpal, nampan bertingkat, bak semen, hingga kolam tanah yang bisa dilakukan di outdoor maupun indoor.
“Dengan adanya penguasaan teknologi budidaya cacing sutera saat ini maka dapat menjamin ketersediaan pakan alami secara terus-menerus dan kontinu sehingga problem utama pembenihan ikan air tawar, yaitu ketersediaan pakan alami, sudah terpecahkan”, ungkapnya.
Dari hasil penelitian diketahui pemberian pakan cacing sutera dapat meningkatkan laju kelulushidupan serta pertumbuhan ikan baik fase larva maupun saat pembesaran.
“Pada 2019 kita targetkan produksi benih sebanyak 2,3 miliar ekor yang nantinya untuk mendukung peningkatan produksi budidaya. 213,9 juta ekor di antaranya akan diberikan untuk program bantuan benih di 34 provinsi di Indonesia, sehingga kebutuhan cacing sutera untuk produksi benih tersebut harus terpenuhi," tutur Slamet.
Dia melanjutkan dengan target kebutuhan benih tersebut maka akan terbuka pula pasar cacing sutera sehingga peluang usaha yang tercipta sangat besar.
“Jika budidaya cacing sutera ini dijadikan usaha sampingan bagi pembudidaya ikan akan menguntungkan secara ekonomi karena cacing sutera dapat dijual, sehingga dapat meningkatan pendapatan mereka," tandasnya