Butuh Waktu 20 Tahun
Siswanto menuturkan, pengerjaan program kelautan apalagi mengejar cita-cita poros maritim dunia tidak bisa berhasil dalam 5 tahun siapa pun presidennya. Setidaknya dibutuhkan waktu 20 tahun untuk melakukan pembenahan.
Hal utama yang perlu dibenahi ialah membuat peta jalan maritim sebagai sistem yang solid. Nantinya, sistem tersebut dapat diteruskan dan dijalankan oleh pemerintahan selanjutnya.
“Jadi, roadmap untuk mengejar cita-cita poros maritim dunia sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu, sehingga menjadi sebuat sistem. Sistem inilah yang menjadi patokan pemerintah,” tuturnya.
Ada sejumlah pencapaian di bidang maritim yang dilakukan pemerintah pada 2014—2018. Pertama, program pembiayaan mikro nelayan telah digunakan oleh 9.535 penerima manfaat di 107 kabupaten/kota. Bunga yang ditawarkan sangat rendah, yakni 3% per tahun.
Kedua, penyediaan akses bahan bakar nelayan. Dengan melakukan konversi BBM ke LPG untuk nelayan, biaya operasional berkurang nelayan berkurang hingga Rp50.000 per hari. Jumlah konversi berkisar 25.000 unit pada 2018.
Ketiga, pembangunan infrastruktur konektivitas laut. Trayek kapal perintis meningkat menjadi 113 unit pada 2018, dibandingkan 2015 sejumlah 84 unit. Trayek Tol Laut juga naik menuju 18 jalur pada 2018 dari 3 tahun sebelumnya hanya 3 jalur. Tahun lalu, 6 kapal ternak juga mulai beroperasi.
Keempat, memperluas kawasan konservasi perairan laut. Luas kawasan konservasi pada 2017 mencapai 19,14 juta hektare, naik dari 2014 sejumlah 16,45 juta ha.