Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI POROS MARITIM DUNIA : Visi Besar Tanpa Rencana Detail

Saat memberikan pidato kenegaraan perdana pada Oktober 2014, Presiden Joko Widodo menggaungkan sektor kemaritiman menjadi salah satu fokus pemerintahan.
Seorang nelayan menaiki perahu motornya saat melintas di lokasi pengembangan terminal penumpang Pelabuhan Sibolga di Sibolga, Sumatra Utara, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Irsan Mulyadi
Seorang nelayan menaiki perahu motornya saat melintas di lokasi pengembangan terminal penumpang Pelabuhan Sibolga di Sibolga, Sumatra Utara, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Irsan Mulyadi

Butuh Waktu 20 Tahun

Siswanto menuturkan, pengerjaan program kelautan apalagi mengejar cita-cita poros maritim dunia tidak bisa berhasil dalam 5 tahun siapa pun presidennya. Setidaknya dibutuhkan waktu 20 tahun untuk melakukan pembenahan.

Hal utama yang perlu dibenahi ialah membuat peta jalan maritim sebagai sistem yang solid. Nantinya, sistem tersebut dapat diteruskan dan dijalankan oleh pemerintahan selanjutnya.

“Jadi, roadmap untuk mengejar cita-cita poros maritim dunia sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu, sehingga menjadi sebuat sistem. Sistem inilah yang menjadi patokan pemerintah,” tuturnya.

Ada sejumlah pencapaian di bidang maritim yang dilakukan pemerintah pada 2014—2018. Pertama, program pembiayaan mikro nelayan telah digunakan oleh 9.535 penerima manfaat di 107 kabupaten/kota. Bunga yang ditawarkan sangat rendah, yakni 3% per tahun.

Kedua, penyediaan akses bahan bakar nelayan. Dengan melakukan konversi BBM ke LPG untuk nelayan, biaya operasional berkurang nelayan berkurang hingga Rp50.000 per hari. Jumlah konversi berkisar 25.000 unit pada 2018.

Ketiga, pembangunan infrastruktur konektivitas laut. Trayek kapal perintis meningkat menjadi 113 unit pada 2018, dibandingkan 2015 sejumlah 84 unit. Trayek Tol Laut juga naik menuju 18 jalur pada 2018 dari 3 tahun sebelumnya hanya 3 jalur. Tahun lalu, 6 kapal ternak juga mulai beroperasi.

Keempat, memperluas kawasan konservasi perairan laut. Luas kawasan konservasi pada 2017 mencapai 19,14 juta hektare, naik dari 2014 sejumlah 16,45 juta ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
Antarinstansi Belum Klop
Halaman Selanjutnya
Program Prioritas
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper