Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Shipowners Association (INSA) menilai Port of Laem Chabang, Thailand, lebih potensial menjadi alternatif hub internasional Asean ketimbang Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, keunggulan itu ditinjau dari aspek letak geografis maupun potensi volume kargo, terutama untuk tujuan Amerika Serikat.
Meskipun demikian, menurut dia, Laem Chabang tidak akan dapat menggantikan Singapura dari sisi fasilitas, potensi kargo, maupun jaringan dengan pelayaran global.
"Dua-duanya [Laem Chabang dan Tanjung Priok] tidak akan bisa mengejar Singapura," ujarnya saat dihubungi, Senin (22/4/2019).
Laporan One Hundred Container Ports 2018 menyebutkan Laem Chabang menduduki ranking 20 dengan produksi bongkar muat 7,8 juta TEUs pada 2017. Sementara, Tanjung Priok berada di peringkat 26 dengan throughput 6,9 juta TEUs pada tahun yang sama.
Thailand berkali-kali mengajukan diri sebagai hub ekspor Asia Tenggara dalam beberapa forum Asean, terutama untuk kargo tujuan China, Korea Selatan, dan Jepang. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) merespons positif keinginan itu dengan alasan tarif transshipment di Negeri Gajah Putih lebih murah dari Singapura (Bisnis, 22/4).
Di sisi lain, Indonesia ingin pula menjadi hub internasional. Pelindo II atau IPC misalnya menyiapkan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transshipment kargo ekspor dari berbagai daerah di Indonesia.
PT Pelindo II (Persero) atau IPC siap berkompetisi dengan Thailand yang berambisi menjadi alternatif hub ekspor Asean di samping Singapura. Pelindo I pun membangun Kuala Tanjung yang digadang-gadang sebagai hub internasional karena posisinya yang strategis di Selat Malaka.
Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya menyatakan, Pelabuhan Tanjung Priok siap menjadi hub kargo ekspor Indonesia untuk langsung dikapalkan ke negara tujuan, berkompetisi dengan Thailand.