Bisnis.com, JAKARTA -- IMF memperingatkan para pemimpin negara untuk tidak terlibat dalam perang dagang dan disrupsi lainnya seiring belum stabilnya perekonomian global.
First Deputy Managing Director IMF David Lipton mengatakan bahwa pihaknya melihat adanya risiko yang dapat menekan ekonomi. AS dan negara-negara lainnya pun didesak untuk menyelesaikan sengketa dagang mereka.
"Dengan tensi dagang, tidak jelasnya arah kebijakan moneter, tidak jelas bagaimana pertumbuhan China bakal mengarah, sudah waktunya bagi para pengambil kebijakan untuk tidak mengambil keputusan yang dapat merusak," paparnya, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (13/4/2019).
Seperti diketahui, AS dan China sedang menggelar sejumlah negosiasi untuk menyelesaikan sengketa dagang antara kedua negara, yang sudah berlangsung sekitar 9 bulan terakhir. Namun, penyelesaian perang dagang itu dihantui oleh sengketa dagang lain, yakni antara AS dengan Uni Eropa (UE).
UE tengah mempertimbangkan menjatuhkan tarif impor sekitar US$11,5 miliar atas produk-produk AS. Hal tersebut merupakan sebuah langkah balasan atas ancaman AS untuk menerapkan bea masuk senilai US$11 miliar atas barang-barang Eropa, termasuk helikopter, keju, dan pesawat yang diproduksi Airbus SE.
UE juga menyatakan Negeri Paman Sam telah memberikan subsidi kepada Boeing Co., rival Airbus.
Terkait hal ini, Komisioner Eropa untuk Ekonomi Pierre Moscovici menegaskan sekarang saatnya bagi UE dan AS untuk mendinginkan kepala dan menjauh dari perang dagang. Dia menilai adalah suatu hal yang absurd bagi AS untuk memperlakukan UE sama seperti China.
Negara-negara emerging markets juga tak lepas dari ancaman. Di Brasil, investor sedang menghitung peluang perekonomian negara Amerika Selatan itu di bawah kepemimpinan Presiden Jair Bolsonaro, terutama setelah dia memerintahkan Petrobras--perusahaan minyak negara--untuk tidak menaikkan harga diesel.
Secara keseluruhan, dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April 2019, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global bakal berada di kisaran 3,3 persen pada 2019, lebih rendah dari proyeksi dalam WEO Januari 2019 yang sebesar 3,5 persen.
Angka perkiraan ini juga turun dari tahun lalu yang mencapai 3,6 persen. Namun, perlambatan ekonomi akan membaik dan kembali naik ke level 3,6 persen pada 2020.
Ekonomi Global Lambat, Ini Peringatan IMF untuk Pemimpin Negara
IMF memperingatkan para pemimpin negara untuk tidak terlibat dalam perang dagang dan disrupsi lainnya seiring belum stabilnya perekonomian global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

17 menit yang lalu
OJK Weighs Mandatory Collateral for P2P Lending or ‘Pinjol’
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

5 menit yang lalu
Rupiah Melemah, Warga Malaysia Berbondong-bondong Liburan ke RI

37 menit yang lalu
CATL Hitung Ulang Rencana Investasi Pabrik Baterai di RI

1 jam yang lalu
Trump Melunak ke The Fed, Harga Minyak Global Memanas

1 jam yang lalu
Intel Bakal PHK 20% Karyawannya demi Efisiensi
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
