Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat menilai saat ini PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA perlu meningkatkan penelitian dan pengembangan pada bidang produksi kereta berpenggerak sendiri.
Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan, kemampuan INKA saat ini masih belum andal untuk memproduksi kereta berpenggerak sendiri. Sebelumnya, INKA pernah memproduksi KRL Ciliwung Blue Line dan Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI).
Namun, terbukti secara kualitas INKA saat ini belum cukup andal. Baru sekarang KA Bandara Railink sudah menggunakan INKA, tetapi masih merupakan kerja sama dengan Bombardier asal Jerman.
"Kalau ingin menggunakan produk sendiri, INKA harus mempercepat proses alih teknologi dan memperkuat research and development," kata Aditya, Kamis (11/4/2019).
Dia menambahkan, pemerintah harus mempercepat proses tersebut agar INKA bisa segera memproduksi kereta berpenggerak sendiri. Dengan demikian, kebutuhan kereta di dalam negeri bisa terpenuhi.
Menurutnya, pembelian kereta bekas dari Jepang, selama masih laik digunakan lebih efisien dibandingkan dengan harus membeli produksi baru. Dari sisi harga, produk baru jelas lebih mahal.
"Solusinya adalah dengan mengombinasikan pembelian produk kereta dari Jepang. Ketika INKA sudah siap sekitar 3-4 tahun lagi, memberikan kesempatan untuk ikut memproduksi," ujarnya.