Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja pasar properti pada sepanjang 2018 hingga kuartal pertama tahun ini dapat dikatakan lesu, ada sejumlah sektor yang mengalami koreksi harga termasuk untuk hunian bekas atau seken.
Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengatakan bahwa sepanjang 2018, harga rumah seken bisa turun dengan kisaran antara 10 persen sampai 30 persen.
Untuk hunian yang baru, jumlah peminat masih didominasi oleh properti dengan harga di bawah Rp500 juta sampai Rp1 miliar, sedangkan untuk rumah dengan harga di atas Rp2 miliar kurang dilirik oleh pembeli terutama yang berasal dari pengguna atau end user.
Lukas menyebutkan bahwa hal itu juga terjadi untuk rumah seken. Rumah dengan harga di bawah Rp1 miliar sampai Rp2 miliar masih mendapat perhatian terbanyak.
“Untuk rumah seken misalnya yang punya rumah pasang harga Rp10 miliar ya nggak akan ada yang beli. Begitu dikoreksi jadi Rp7 miliar, ini pasti jadi lebih menarik terutama untuk investor. Harganya harus turun dan harus fleksibel,” ungkapnya kepada Bisnis saat ditemui usai konferensi pers Real Estate Award 2019 Rumah123.com di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Menurutnya, menurunkan harga tipis tidak akan membuat pemilik rumah atau penjual terlalu rugi, pasalnya harga ketika pemilik membeli rumah tersebut bisa jadi masih jauh di bawah harga jualnya.
Baca Juga
Lukas menjelaskan, misalnya dulu pemilik membeli rumah dengan harga Rp5 miliar, ketika di pasar harusnya harganya Rp10 miliar tapi pemilik menjual hanya Rp7 miliar, pemilik tetap mendapat untung. Apalagi kalau pemilik sedang dalam keadaan butuh uang cepat.