Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Permintaan Sejuta Botol, Industri Vape Masih Terhalang Ekspor

Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (Apvi) menyatakan pemerintah belum memfasilitasi ekspor cairan vape dalam negeri. Asosiasi mengklaim sudah menerima permintaan dan mengajukan untuk dapat ekspor sejak akhir semester I/2018.
Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektrik (vape) di Jakarta, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektrik (vape) di Jakarta, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) menyatakan pemerintah belum memfasilitasi ekspor cairan vape dalam negeri. Asosiasi mengklaim sudah menerima permintaan dan mengajukan untuk dapat ekspor sejak akhir semester I/2018.

Ketua Bidang Organisasi Apvi Garindra Kartasasmita mengatakan para produsen cairan vape produksi lokal tidak dapat diekspor karena masih dianggap cairan ekstrak melainkan produk jadi. Menurutnya, telah ada permintaan ekspor cairan vape sebanyak 1 juta botol per bulan sejak Juni 2018.

“Saya baru dapat informasi Brewry [merek cairan] yang sudah mencapai 100% [kapasitas produksi] baru beberapa. [Secara keseluruhan, kapasitas produksi cairan vape dalam negeri] masih di bawah 100%,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (8/4/2019).

Garindra menambahkan permintaan ekspor paling banyak berasal dari negara-negara di timur tengah seperti Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi. Hal tersebut, lanjutnya, disebabkan oleh kesesuaian cita rasa produk dalam negeri dengan selera konsumen di sana.

Seperti diketahui, secara umum rasa cairan vape dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu buah-buahan dan krim. Garindra mengemukakan konsumer yang berada di timur tengah kesulitan mendapatkan cairan dengan rasa krim mengingat komposisi cairan vape krim sulit diracik.

“Tapi di Indonesia ustru banyak. [komposisi antara] rasa krim dan buah-buahan didominasi rasa krim sekitar 70%--75% [dari total produksi cairan vape domestik],” katanya.

Pada akhir tahun lalu, lanjutnya, konsumsi cairan vape mencapai 2 juta botol per bulan atau sekitar 1,4 juta liter per tahun. Adapun, Garindra menargetkan pengguna vape pada tahun ini dapat bertambah 1 juta pengguna hingga akhir tahun dengan 80%--90% di antaranya menggunakan vape sistem tertutup atau pod.

Garindra mengutarakan banyak peralatan vape seperti mod dan atomizer merupakan karya anak bangsa namun diproduksi di luar negeri seperti China. Di dalam negeri, sambungnya, juga telah ada produksi mod dan vaporizer seperti mod mekanis merek MMK.

“Di sini [dalam negeri] masih fokus memproduksi cairan. Untuk memproduksi mod atau atomizer perlu mesin khusus lagi,” ucapnya.

Garindra berujar telah ada wacana untuk mengatur produksi pembuatan mod dan atomizer di dalam negeri. Asosiasi, ujarnya, baru akan membicarakan wacana tersebut dengan pemerintah pasca pemilihan umum mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper