Bisnis.com, JAKARTA - Para pebisnis di Tanah Air tetap optimistis bahwa penyelenggaraan Pemilu 2019 tidak akan terlalu memengaruhi iklim usaha dan investasi meskipun serba dibayangi oleh ketidakpastian.
Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, menyatakan bahwa pelaku usaha sebenarnya masih optimistis menyongsong tahun politik 2019. Untuk menjaga agar iklim usaha bisa tetap stabil, dia berharap agar pemilihan umum bisa berjalan aman dan damai.
Shinta menuturkan bahwa hal yang sering menjadi perhatian dan cenderung membuat pengusaha dan investor wait and see adalah adanya risiko gejolak dari tiap-tiap kubu pendukung yang berpotensi menyebabkan situasi politik di Tanah Air kurang kondusif dan bisa memberi pengaruh negatif terhadap iklim usaha.
“Bagi kami [pebisnis] yang terpenting adalah iklim usaha yang kondusif, stabilitas politik, dan keamanan,” ujarnya kepada Bisnis.
Di sisi lain, Shinta yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan bahwa terdapat sederet pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan oleh siapa pun pemerintahan yang nantinya terpilih.
Dia menuturkan bahwa pemerintah yang terpilih perlu memastikan bahwa pekerjaan rumah yang belum terselesaikan, seperti reformasi ketenagakerjaan dan perpajakan, dapat diprioritaskan penanganannya.
Selain itu, pemerintahan yang terpilih harus bisa mendorong pengembangan industri yang berdaya saing sehingga bisa menghasilkan produk ekspor dan devisa yang lebih besar. “Kita tidak boleh ketinggalan dari negara-negara lain seperti Vietnam,” katanya.
Untuk meningkatkan daya saing dan ekspor, dia menilai pemerintah harus segera menyelesaikan perundingan perjanjian perdagangan.
Belum lama ini, Indonesia dan Australia telah menandatangani perjanjian perdagangan yaitu Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Ke depannya, pemerintah juga diharapkan bisa mendorong percepatan perundingan RCEP [Regional Comprehensive Economic Partnership],” ujarnya.
Harapan bahwa Pemilu 2019 bisa berlangsung damai dan aman juga diutarakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman. Dia memperkirakan industri makanan dan minuman bisa tetap bergairah pada tahun politik 2019.
Adhi menuturkan bahwa pada tahun ini industri makanan dan minuman ditargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan 10% atau lebih baik dibandingkan dengan pencapaian pada tahun sebelumnya.
“Saya anggap masih akan stabil [pertumbuhannya] untuk makanan dan minuman khususnya meski ada pengaruh dari pemilu,” ujar Adhi.
Menurutnya, target itu bisa terwujud asalkan kondisi politik dalam negeri bisa tetap kondusif. Pelaku industri makanan dan minuman juga berharap agar siapa pun yang memerintah nantinya tidak akan membuat aturan-aturan yang justru bisa menghambat pertumbuhan industri di sektor tersebut.