Bisnis.com, JAKARTA - Hari ini pihak The Boeing Company dan manajemen Garuda Indonesia melakukan pertemuan di Jakarta.
Sejumlah petinggi The Boeing Company masih belum mau berkomentar setelah melakukan pertemuan dengan pihak manajemen Garuda Indonesia, terkait dengan negosiasi pembatalan pesawat Boeing 737 Max 8.
"No comment," kata Sales Director International Sales The Boeing Company, Samir Belyamani, kepada beberapa wartawan yang menunggu di lobi kantor Garuda di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Namun, ujar dia, bila pihak wartawan memiliki pertanyaan lebih lanjut dapat diajukan melalui surat elektronik atau email.
Pertanyaan tersebut, lanjutnya, akan dibalas oleh pihak perwakilan regional Boeing, untuk kawasan Asia Tenggara perwakilan Boeing berbasis di Singapura.
Petinggi Boeing tersebut telah mendatangi kantor Garuda yang terletak di area perkantoran Bandara Soekarno-Hatta dari sekitar pukul 09.00 WIB.
Sebelumnya diwartakan pihak Maskapai Garuda Indonesia akan bertemu dengan petinggi perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat Boeing pada pekan depan terkait pengajuan pembatalan pengiriman 49 unit pesawat Boeing 737 Max 8.
“Mereka (petinggi Boeing) akan datang ke Indonesia,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara kepada Antara di Jakarta, Jumat (22/3).
Ari mengatakan, pihaknya telah mengajukan pembatalan tersebut, dan kemungkinan juga mengusulkan penggantian dengan jenis pesawat lainnya.
“Kemungkinan [penukaran] itu ada, tapi saat ini belum mengajukan opsi ke Boeing, baru cancel saja,” kata Ari.
Dari total 50 unit pesawat Boeing 737 Max 8 yang dipesan Garuda, satu di antaranya sudah dioperasikan untuk penerbangan domestik.
Namun, Ari mengaku masih belum dibahas terkait satu unit Boeing 737 Max 8 yang sudah beroperasi tersebut. “Belum dibahas,” kata Ari.
Terkait biaya yang sudah dikeluarkan untuk pembelian pesawat tersebut, Ari mengatakan semua dibeli menggunakan skema pembiayaan (leasing). “Kami enggak ada capital expenditure tapi operational expenditure” kata Ari.
Ari mengatakan pembatalan tersebut karena hilangnya kepercayaan publik terhadap pesawat Boeing 737 Max 8 setelah mengalami dua kali kecelakaan, yakni Lion Air JT 610 dan Ethiophian Airlines ET 302.
Terlebih, sejumlah otoritas penerbangan Uni Eropa dan Amerika Serikat Federal Aviation Administration sudah melarang sementara pengoperasian jenis pesawat tersebut.