Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Overreactive, Indonesia Dinilai Cukup Kuat

Indonesia dinilai cukup kuat untuk menangkis perlambatan ekonomi yang mulai menghantam negara-negara maju.

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia dinilai cukup kuat untuk menangkis perlambatan ekonomi yang mulai menghantam negara-negara maju. 

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ryan Kiryanto menuturkan kebijakan pemerintah dan bank sentral harus diarahkan untuk memperkuat sumber pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri.

"Terlepas dari situasi eksternalnya yang kurang bersahabat, lebih baik pemerintah dan BI bahu-membahu untuk mendorong sumber-sumber pertumbuhan dari dalam negeri," tegas Ryan, saat dihubungi Bisnis, Kamis (28/03/2019).

Menurut, Ryan upaya ini sudah diawali dengan baik oleh BI ketika RDG Maret lalu melalui instrumen makroprudensialnya. 

Sementara itu, dia menilai pemerintah bisa mendorong realisasi belanja dipercepat, serta menyediakan stimulus bagi UMKM. 

Dia yakin pemerintah dapat melakukan upaya-upaya tersebut karena ruang APBN cukup besar pada tahun ini.

"APBN sekitar Rp2.400 triliun dan sekitar Rp1.600 triliun untuk belanja pemerintah pusat dan Rp70 triliun untuk transfer ke daerah, kalau itu bisa dioptimalkan itu menjadi stimulus," kata Ryan.

Ryan melihat resesi AS dan Uni Eropa dinilai tidak  terjadi karena pemerintah negara-negara tersebut akan berupaya keras menopang pertumbuhan ekonominya.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ryan Kiryanto menuturkan pasar terlalu reaktif terhadap isu resesi tersebut.

Menurutnya, pemerintah AS dan Federal Reserve akan meluncurkan kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonominya. 

"Ekonomi AS akan tertekan tetapi rasanya tidak sampai resesi," kata Ryan.

Ketika aktivitas ekonomi AS melambat, Federal Reserve akan menetapkan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS dan mendorong inflasi.

Presiden Donald Trump jelang Pemilu 2020, sambung Ryan, pasti akan berupaya untuk mengenjot inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.

Sementara itu, dia melihat perang dagang akan segera berakhir sehingga efeknya akan mereda dan memberikan sentimen positif kepada AS.

Ryan melihat Inggris segera memberikan keputusan, baik diperpanjang atau tidak.  

"Pasar overreactive menurut saya," tegas Ryan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper