Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Impor Bawang Putih Dinilai Sarat Persoalan

Akademisi menyarankan penundaan izin impor 100.000 ton bawang putih.
Petugas menurunkan bawang putih milik Bulog./Antara-Mohamad Hamzah
Petugas menurunkan bawang putih milik Bulog./Antara-Mohamad Hamzah

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menyarankan penundaan izin impor 100.000 ton bawang putih apabila belum ada solusi terkait persoalan yang timbul dari rencana tersebut.

Fithra dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu (27/3/2019), mengatakan masih terdapat persoalan terkait rencana impor bawang putih yang dilakukan Bulog.

Persoalan itu antara lain penunjukan Bulog tanpa kewajiban tanam lima persen dari volume impor serta penugasan impor yang dirasakan diskriminatif terhadap swasta.

"Dalam hal ini, pilihan paling bijak adalah meng-'hold' izin," kata ahli perdagangan internasional dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Untuk itu, ia meminta adanya sinergi dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dengan kementerian terkait guna mencari jalan keluar nondiskriminatif dari isu kurangnya pasokan bawang putih nasional.

Fithra juga mengharapkan adanya diskusi dengan para importir yang dirugikan, karena kebijakan impor bawang putih ini diduga terkait erat dengan praktik monopoli.

"Jangan sampai kebijakan ini keluar terlebih dahulu, sebelum ada kesepakatan dari para pengusaha yang dirugikan," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Peneliti Lembaga Riset Visi Teliti Saksama Nanug Pratomo mengingatkan Bulog memiliki peran sebagai stabilisator harga, bukan perusahaan yang melakukan impor.

Selain itu, tambah dia, secara kelembagaan Bulog tidak memiliki kapasitas untuk melakukan pembudidayaan komoditas.

"Jika solusinya kemudian Bulog diberikan hak untuk melakukan impor tanpa ada kewajiban menanam, maka hal itu hanya akan mencederai persaingan usaha," ujarnya.

Menurut Nanug, fokus utama Bulog adalah menjalankan tugas utama pendistribusian barang serapan dari petani, terutama komoditas pangan utama seperti beras, gula atau daging.

Oleh karena itu, apabila harus melaksanakan tugas penyediaan bawang putih, idealnya Bulog menyerap terlebih dahulu bawang putih hasil panen petani lokal.

Sebelumnya, Bulog mendapatkan penugasan untuk mengimpor 100.000 ton bawang putih dan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp500 miliar guna merealisasikan rencana itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper