Bisnis.com, JAKARTA – Industri daur ulang plastik berpotensi mengurangi sampah plastik dan mengurangi jumlah impor bahan baku plastik. Maka dari itu, asosiasi dan pemerintah mendorong pertumbuhan industri daur ulang plastik pada tahun ini.
Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) akan memetakan peta jalan perbaikan industri daur ulang plastik. Asosiasi menyatakan akan mengubah proses daur ulang plastik menjadi pilah-angkut-proses dari kumpul-angkut-buang.
Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiyono memaparkan salah satu alasan peta jalan tersebut adalah agar industri plastik tidak lagi menjadi kambing hitam isu pencemaran lingkungan oleh limbah plastik. Adapun utilisasi pabrik industri daur ulang plastik dapat mencapai 100% jika peta jalan tersebut telah rampung dan diterapkan.
“Sebenarnya utilisasinya [pabrik industri daur ulang plastik] baru sekitar 80%, jadi masih ada idle 2015 karena kurangnya pasokan dari material yang bisa didaur ulang. Padahal, di satu sisi, dampaknya banyak,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/3/2019).
Asosiasi mencatat industri plastik daur ulang menopang 29,37% dari kebutuhan plastik nasional yakni sebesar 1,6 juta ton pada akhir tahun lalu. Adapun, produksi dalam negeri dan impor masing-masing menopang 43,05% dan 29,63%. Jika utilisasi pabrik industri daur ulang mencapai 100%, kontribusi plastik daur ulang ke kebutuhan plastik nasional dapat menjadi 36,71% atau sebesar 2 juta ton plastik daur ulang.
Asosiasi telah menyusun beberapa langkah untuk mendaur ulang sampah plastik seperti memanfaatkan fungsi bank sampah menjadi industri pengelolaan sampah, melakukan penelitian dan pengembangan teknologi daur ulang plastik, dan memberikan insentif kepada industri yang terlibat dalam usaha daur ulang plastik.