Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Pemerintah Untuk Kembangkan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

Strategi itu adalah dengan menciptakan pasar yang bisa menyerap energi listrik dari pembangkit energi ramah lingkungan. Saat ini, bauran EBT untuk pembangkit listrik baru mencapai 12,4%
Energi terbarukan/Istimewa
Energi terbarukan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ada strategi khusus yang dimiliki pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) menjadi bahan baku pembangkit listrik.

Direktur Jenderal EBT Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto mengatakan, strategi itu ialah dengan membangun pasar (creating market) di lokasi yang memiliki EBT potensial. Penciptaan pasar dilakukan untuk menyerap tenaga listrik dari pembangkit EBT yang akan dibangun.

Sutijastoto memberi contoh, salah satu bentuk penciptaan pasar yang saat ini sedang berposes bisa ditemukan di Halmahera, Maluku. Di sana, ada potensi EBT panas bumi (geothermal) yang besar.

Sejumlah sektor industri juga berencana membangun pabrik di Halmahera. Shelter, industri perikanan, dan pelabuhan menjadi sejumlah proyek yang akan dilakukan di sana.

“ini yang kita fasilitasi, membangun klaster-klaster, membuat market. Jadi kita create market itu smelter didorong, kemudian industri perikanan kita dorong. Lah karena creating market ini lah yang kemudian kita dorong panas bumi berkembang,” ujar Sutijastoto kepada Bisnis, Jumat (22/3/2019).

Pengembangan EBT agar menjadi salah satu pemasok utama pembangkit listrik di Indonesia harus giat dilakukan, demi mencapai target bauran energi sebesar 23% pada 2025 mendatang.

Saat ini, bauran energi pembangkit listrik dari EBT baru mencapai 12,4%. Sepanjang 2017-2018, ada 74 kontrak pembangkit listrik EBT yang sudah diteken oleh PT. PLN (Persero).

Dari 74 kontrak yang ada, 5 pembangkit listrik sudah beroperasi. Kemudian, 30 pembangkit sedang dalam tahap konstruksi dan 39 lainnya masih dalam tahap persiapan pendanaan (financial close).

“Yang kami upayakan ya itu, kita tidak hanya menjadi market [pembangkit EBT] tetapi juga membangun industri. Insya Allah bisa tercapai sesuai target 2025,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper