Bisnis.com, JAKARTA - RPX Group mengklaim telah mengembangkan model logistik kerakyatan dengan mengambil salah satu wilayah di Jawa Barat sebagai proyek percontohannya. Kerja sama dilakukan bersama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) guna membangun jalur menuju pasar ekspor.
Vice President One Stop Logistics RPX Group M. Noor Ikrar menuturkan bahwa sebagai langkah awal, yang diperlukan dalam meningkatkan pola pikir logistik kerakyatan adalah dengan melakukan edukasi kepada industri kecil menengah (IKM) supaya berorientasi ekspor.
"Logistik kerakyatan itu yang paling mendasar yakni mengedukasi para pelaku usaha yang menghasilkan, terutama mengenai dua hal, regulasi negara tujuan dengan dokumentasi, kemudian sarana apa yang mau mereka pakai. Jadwalnya, semua akan kami lakukan guna membantu mereka." terangnya seusai melakukan kunjungan ke Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dengan demikian, terangnya, seluruh IKM ini harus diorientasikan menjadi eksportir yang menjual barangnya baik melalui aktivitas ekspor biasa maupun menggunakan marketplace yang dimiliki negara tujuan. Dia menuturkan dengan adanya keterlibatan marketplace negara asal, aktivitas ekspor dapat menjadi lebih masif dan terukur.
"Logistik kerakyatan ini dibutuhkan bagaimana agar marketplace di negara tujuan itu membantu, jadi para IKM menghasilkan produk bisa ada di marketplace negara orang," terangnya.
Guna membuka jalur ini, pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Saat ini, Bekraf masih menyiapkan akses menuju marketplace negara tujuan.
Ikrar menjelaskan bahwa kalau sudah masuk dalam marketplace negara asing, kontinuitas produksi menjadi kuncinya dan perlu ada edukasi mengenai pengembangan bisnis para IKM.
Dia menyebutkan sudah membentuk proyek percontohan di Jawa Barat guna membentuk logistik kerakyatan ini dengan mengonsolidasikan berbagai IKM dan mengkoordinasikannya untuk tujuan ekspor.
"Sekarang yang kami lakukan targetnya tidak muluk, semua pasar yang tak butuh marketplace mereka mulai besok juga tidak masalah. Selama ini mereka cenderung melihat pasar logistik lebih mudah," tegasnya.
Perubahan pola pikir terangnya masih menjadi pekerjaan rumah untuk diselesaikan, sementara pembukaan akses menuju marketplace internasional dibutuhkan segera.