Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Dorong Pasar Lelang Kentang

Kementerian Pertanian mendorong terciptanya pasar lelang komoditas kentang supaya tercipta harga yang sesuai.
Buruh memanen kentang di area perkebunan dengan latar belakang Gunung Sinabung di Desa Sukandebi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Irsan Mulyadi
Buruh memanen kentang di area perkebunan dengan latar belakang Gunung Sinabung di Desa Sukandebi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Irsan Mulyadi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mendorong terciptanya pasar lelang komoditas kentang supaya tercipta harga yang sesuai.

Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengatakan pasar lelang kentang bermanfaat bagi petani agar memperoleh harga tertinggi dari penawar yang ada. "Petani dibayar cash and carry, tercipta one region one price serta memotong rantai pasok," paparnya belum lama ini.

Akan tetapi, sebelum mencapai itu di berharap agar kelembagaan petani juga diperkuat dan naik kelas dari kelompoktani menjadi Koperasi, BUMP atau sejenisnya. Menurutnya, koperasi yang akan melayani input benih dan lainnya secara kolektif sehingga efisien, juga akses kredit dan asuransi.

Koperasi juga mengembangkan industri olahan kentang skala rumahtangga dan kecil, juga bermitra dengan industri, eksportir, pelaku usaha, supermarket dan lainnya. Dengan begitu penjualan satu pintu oleh koperasi bisa dilakukan sehingga petani bersatu dan posisi tawarnya menjadi kuat.

"Bahkan sistem transaksi kentang yang selama ini tiap pagi hari di pasar Pangalengan ini ditata rapih, sinergi dengan pedagang membentuk pasar lelang," pinta dia.

Selain itu, Suwandi menegaskan perbaikan sistem produksi, logistik dan distribusi menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing dan menjaga harga tetap optimal. Pada sisi sistem produksi, para petani kentang diminta efisiensi input sebagai salah satu kunci.

"Petani kentang di daerah lain bisa memproduksi 17 ton-22 ton per hektar dengan biaya Rp40 juta sampai Rp60 juta per hektar. Harga juga bagus kisaran Rp7.000 per kg. Ini salah satu contoh bertani efisien," tegas Suwandi.

Caranya, yakni menerapkan budidaya ramah lingkungan, kurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Petani harus mulai membuat sendiri pestisida hayati dan pupuk organik. Bahkan bertani tidak harus monokultur, tetapi tumpangsari dan ada rotasi antar tanaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper