Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Listrik Padam, Produksi Minyak Venezuel Anjlok

Produksi minyak Venezuela yang dipimpin perusahaan pelat merahnya, Petroleos de Venezuela S.A (PDVSA), anjlok dan masih sulit untuk pulih akibat pemadaman listrik yang yang dimulai sejak Kamis pekan lalu.
Kilang minyak di Puerto Cabello, Venezuela/Reuters-Edwin Montilva
Kilang minyak di Puerto Cabello, Venezuela/Reuters-Edwin Montilva

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi minyak Venezuela yang dipimpin perusahaan pelat merahnya, Petróleos de Venezuela S.A (PDVSA), anjlok dan masih sulit untuk pulih akibat pemadaman listrik yang yang dimulai sejak Kamis pekan lalu.

Kegiatan operasi di beberapa negara bagian terhenti karena ketergantungan pada jaringan listrik nasional yang tidak bisa tergantikan.

Konsultan dari Energy Aspects Ltd. mengatakan dalam sebuah catatan bahwa produksi minyak Venezuela telah turun sementara hingga 500.000 barel per hari (bph) atau jauh dari produksi pada Januari lalu sebanyak 1,1 juta barel per hari. Dampaknya akan tecermin dari laporan produksi resmi untuk bulan ini.

Pihak kementerian dan perusahaan menolah berkomentar terkait keadaan tersebut. Yang jelas, PDVSA menjamin pasokan bensin untuk dalam negeri aman.

"Kami terus bekerja untuk menjamin pasokan yang efisien ke seluruh negera. Persediaan kami tetap stabil dan kami menyanggah informasi yang menyatakan kami kekurangan stok," kata PDVSA melalui Twitter seperti dikutip Bloomberg, Senin (11/3/2019).

Adapun industri minyak Venezuela memang telah anjlok sejak beberapa tahun terakhir akibat kurangnya investasi dan eksodus para pekerja berpengalaman. Selain itu, Venezuela juga terkena sanksi yang menutup akses ekspor minyak mentah ke Amerika Serikat.

Pemadaman listrik tersebut berawal dari masalah di bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Guri. Akibatnya kegiatan operasi produksi di lapangan minyak, khususnya di Negara Bagian Zulia Barat.

Banyak lapangan yang mencoba menghasilkan daya listrik sendiri. Namun, pemadaman kali ini jauh lebih luas dan berkepanjangan dari sebelumnya, sehingga menimbulkan dampak yang besar.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper