Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif 3 Trayek Bus Damri Bandara Naik Sejak Januari

Perusahaan Umum (Perum) Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) menaikkan tarif layanan eksekutif tiga trayek dari 30 trayeknya menuju Bandara Soekarno-Hatta sejak awal Januari 2019.
Bus Damri. /Bisnis.com
Bus Damri. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan Umum (Perum) Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) menaikkan tarif layanan eksekutif tiga trayek dari 30 trayeknya menuju Bandara Soekarno-Hatta sejak awal Januari 2019.

Direktur Utama Perum DAMRI, Setia N Milatia Moemin menuturkan bahwa tarif layanan eksekutif (non ekonomi) untuk 3 trayek dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) mengalami kenaikan sejak 7 Januari 2019. Ketiga trayek tersebut adalah pemberangkatan dari Cikarang, Karawang dan Purwakarta.

"27 trayek lainnya tidak mengalami kenaikan sejak 2014 atau sejak 5 tahun yang lalu hingga hari ini. Kenaikan tarif terakhir kalinya ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi nomor SK.622/PR.305/DAMRI 2014 tentang Penyesuaian Tarif Angkutan Penumpang Bus DAMRI dari dan ke Bandara Internasional Soetta melalui jalan tol," ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin (11/3/2019).

Dia melanjutkan, Perum DAMRI meminta maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan konsumen, apabila dianggap bahwa sosialisasi kenaikan tarif untuk 3 trayek tersebut kurang intensif dilaksanakan atau jika dianggap bahwa informasi mengenai alasan kenaikan trayek tersebut kurang jelas disampaikan.

"Sosialisasi kenaikan tarif pada dasarnya telah dilaksanakan dengan cara menempel pengumuman tentang kenaikan tarif di dalam bus dan di tempat pemberangkatan," jelasnya.

Dengan demikian, katanya, DAMRI berjanji akan terus meningkatkan mekanisme sosialisasi mengenai hal-hal yang terkait langsung dengan hak konsumen.

Milatia menjelaskan kenaikan tarif untuk tiga trayek tersebut telah mempertimbangkan kelangsungan usaha dengan tetap memperhatikan daya beli masyarakat agar kesinambungan pelayanan tetap terjaga.

Adapun alasan kenaikan tarif tersebut diantaranya karena pembangunan di ruas tol Cikampek yang mengakibatkan kemacetan luar biasa sehingga waktu tempuh semakin panjang, target jumlah ritase sulit dicapai dan biaya operasional armada yang meningkat.

"Jarak tempuh yang relatif panjang dengan load factor [tingkat okupansi] yang relatif rendah dibandingkan trayek lainnya," tuturnya.

Trayek Karawang-Bandara Soekarno Hatta dengan jarak tempuh 138 Km okupansi rata-rata pada 2018 mencapai 21 penumpang setiap keberangkatan, sementara Purwakarta--Bandara Soekarno Hatta dengan jarak tempuh 135 Km okupansinya 42 penumpang sekali keberangkatan dan Cikarang-Bandara Soekarno Hatta dengan jarak 99 Km okupansinya 39 orang.

Selain itu, Ada pengaruh faktor ekonomi seperti inflasi, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP)/Upah Minimum Regional (UMR), serta tarif tol yang naik setiap dua tahun sekali.

Dia menuturkan peningkatan pendapatan DAMRI utamanya dipergunakan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, diantaranya untuk investasi armada baru, pembaruan sistem tiket, kemudahan pelanggan untuk mendapatkan informasi, pengelolaan armada berbasis IT.

"Pendapatan dari Kantor Cabang Basoetta merupakan salah satu yang memberikan kontribusi pendapatan penting bagi Perum DAMRI, tetapi masih terdapat 58 cabang lainnya yang terus didorong untuk berkontribusi positif bagi pendapatan DAMRI," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mempertanyakan sosialisasi kenaikan tarif sebesar Rp5.000 untuk bus Perum Damri menuju jurusan Bandara Soekarno Hatta (Soetta), sehingga menyimpulkan kenaikan tarif tersebut dilakukan secara diam-diam.

"Kenapa kita sebut diam-diam, karena nyaris tak ada sosialisasi yang dirasakan konsumen, banyak keluhan dan pertanyaan konsumen terkait hal itu," ungkapnya.

Kenaikan tersebut dirasa minim sosialisasi padahal menurut pengamatan konsumen di lapangan, tidak ada informasi terkait hal itu, baik di loket pembayaran dan atau di kabin bus Damri.

Sosialisasi yang dibutuhkan terangnya adalah sosialisasi mengapa tarif naik bukan sekedar mengabarkan kenaikan tarif saja.

"Apalagi kenaikan itu tidak pernah dibarengi dengan standar pelayanan yang jelas dan terukur. Misalnya sistem ticketing masih manual, masih menggunakan sistem sobek karcis," tuturnya.

Dirut DAMRI, Milatia mengapresiasi langkah YLKI tersebut dan masyarakat terutama pelanggan DAMRI yang terus mendukung perbaikan kinerja angkutan DAMRI sebagai pengawas eksternal.

"Kami manajemen DAMRI dengan tangan terbuka menerima masukan, kritik dan rekomendasi dari berbagai pihak demi tercapainya peningkatan kinerja layanan DAMRI," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper