Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah aktivitas hulu minyak gas nasional sepanjang Januari – Februari tercatat masih di bawah harapan, terutama di bidang investasi dan pengeboran eksplorasi.
Kepala Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan untuk realisasi kegiatan utama hingga Februari 2019, seperti investasi memang belum terlihat signifikan.
Dari target investasi hulu migas senilai US$14,79 miliar pada 2019, Wisnu mengungkapkan realisasi investasi hingga Februari tercatat US$1,37 miliar (unaudited). Target investasi hulu migas tahun ini, tercatat meningkat dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 senilai US$14,2 miliar.
“Dinamikanya memang seperti itu, biasanya meningkat di kuartal berikutnya,” tuturnya, Rabu (6/3/2019).
Selain itu, untuk kegiatan utama lainnya, seperti pengeboran tercatat 5 pemboran eksplorasi dan 30 pemboran pengembangan. Menurutnya, secara umum, kegiatan utama tersebut di perkirakan akan lebih banyak pada kuartal II/2019 – kuartal IV/2019.
Dari realisasi pengeboran eksplorasi yang ada, 2 di antaranya disumbangkan oleh PT Pertamina EP. Selanjutnya untuk realisasi pemborang pengembangan utamanya disumbangkan oleh Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina EP, dan PHE ONWJ.
“Khususnya untuk kegiatan eksplorasi, saat ini masih in progress penyelesaian sumur eksplorasi yang tajak sejak 2018. Hal itu tertuang dari hasil sumur eksplorasi ini masih menunggu penyelesaian assesment di lapangan,” tambahnya.
Kendati masih jauh dari target kinerja, lanjut Wisnu, saat ini di beberapa area operasi, sedang persiapan untuk memulai pemboran maupun kerja ulang (workover) sumur.
Tahun ini, SKK Migas mengandalkan empat proyek hulu migas strategis sebagai merupakan kunci keberhasilan kinerja. Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan pencapaian tahapan empat proyek strategis nasional menjadi salah satu indikator kunci kinerja SKK Migas pada tahun ini.
Empat proyek strategis nasional yang belum onstream pada tahun ini, yakni proyek Tangguh Train 3 yang ditargetkan 2020, Proyek Jambaran Tiung Biru yang ditargetkan 2021, proyek Indonesia Deep Water (IDD) yang ditargetkan 2024, serta proyek Abadi yang ditargetkan 2027, tetap menjadi prioritas.
“Banyak hal yang akan menjadi insiprasi investasi ke depan. Misalnya, Blok Masela kalau bisa beroperasi gerak, maka investor yang masih mengintai kalo lihat akan tertarik,” katanya.