Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Logistik Indonesia Kalah Efisien di Asia Tenggara

Kementerian Perhubungan mengakui rata-rata biaya logistik Indonesia masih kalah efisien dibandingkan negara di Asia Tenggara lainnya. Pelabuhan digital sangat dibutuhkan.
Aktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan yang masuk dalam area kerja Pelindo IV, Selasa (1/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Aktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan yang masuk dalam area kerja Pelindo IV, Selasa (1/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA  - Kementerian Perhubungan mengakui rata-rata biaya logistik Indonesia masih kalah efisien dibandingkan negara di Asia Tenggara lainnya. Pelabuhan digital sangat dibutuhkan.


Saat ini rata-rata biaya logistik di Indonesia mencapai 25% dari produk domestik bruto (PDB) atau lebih tinggi dibandingkan dengan Vietnam dan Malaysia.


Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Wihana Kirana Jaya menuturkan bahwa angka tersebut lebih tinggi dari Vietnam dan Malaysia yang dapat mencapai 13%--15% dari PDB. Semakin tinggi struktur biaya logistik terhadap porsi PDB menandakan biaya logistik di suatu negara makin tidak efisien.


"Kita bayangkan Indonesia akan menjadi posisi 6 PDB terbesar di dunia pada 2030. Pelabuhan suka tak suka harus mengembangkan diri," terangnya dalam Dialog Strategis Revolusi Industri 4.0 Industri Pelabuhan dan Pelayaran di Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).


Menurutnya, berdasarkan berbagai indikator makro seperti logistic performance index, dwelling time masih kalah dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan lain di dunia terutama dari Eropa.


Dengan demikian jelasnya, pelabuhan yang mengadopsi industri 4.0 sangatlah dibutuhkan. Implementasi Internet of things (IoT), big data, dan robotics itu harus dimulai dengan hal yang mendasar.


"Bagaimana membangun ekosisitem berbasis digital, sejauh mana regulator berubah, industri, akademisi, pelaku bisnis, harus bagaimana, kita tidak bisa lagi silo-silo [masing-masing] lagi persaingan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper