Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kalkulasi Penurunan Biaya Jika Digitalisasi Logistik Diterapkan

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mencatat penurunan biaya logistik setelah digitalisasi diterapkan.
Ilustrasi - Tumpukan peti kemas/Bisnis
Ilustrasi - Tumpukan peti kemas/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mencatat penurunan biaya logistik setelah digitalisasi diterapkan.

Berdasarkan perhitungan ALFI, saat masih dilakukan secara manual, pengeluaran pemilik barang dan perusahaan jasa forwarder untuk pengurusan delivery order (DO) payment di lingkup Pelabuhan Tanjung Priok saja Rp187 miliar per tahun. Pengeluaran itu hanya untuk kurir, belum termasuk uang bensin dan uang makan.

"Dengan sistem ini, kami hemat 90%. Yang 10% pun hanya untuk bayar bank-bank," kata Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi, Selasa (5/3/2019).

Dari sisi trucking, fitur truck booking juga menghemat pengeluaran pemilik barang sekitar Rp2 triliun--Rp2,5 triliun per tahun untuk rute Cikarang--Tanjung Priok.

ALFI sejauh ini sudah mengembangkan platform digital logistik bernama Smart Port/My Cargo yang memfasilitasi pengguna jasa melakukan permohonan dokumen DO secara online tanpa harus datang ke perusahaan pelayaran (shipping line).

My Cargo juga memfasilitasi rilis kontainer, pembayaran servis di terminal, assign trucking, dan pengembalian kontainer ke depo empty.

Terdapat 12 modul dalam aplikasi itu. Selain DO payment dan truck booking, ada modul SP2, depo, warehouse, verifikasi berat kotor kontainer (VGM), bill of lading, track and trace container, vessel schedule, container booking, shipping instruction, dan dashboard.

Yukki mengatakan bahwa My Cargo itu dibangun ALFI berkolaborasi dengan Telkom dan PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS), anak perusahaan Pelindo II atau IPC. Dalam sistem itu, anggota ALFI bekerja sama dengan 44 bank dan lima shipping line ocean going.

Dia mengakui platform itu belum optimal. Oleh karena itu, ALFI akan mendorong anggotanya untuk memanfaatkan aplikasi, bekerja sama dengan asosiasi jalur prioritas. Asosiasi juga terus berkomunikasi dengan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dan Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu soal integrasi platform logistik.

"Buat saya, daripada enggak, pelan enggak apa-apa, sambil suatu waktu, ketika semua sudah sepakat, tinggal nyambungin aja. Kalau kita tunggu ini itu, kapan jalannya?"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper