Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia segera mengekspor gas alam cair (LNG) ke Singapura sebanyak 16 kargo pada 2020 yang didatangkan dari Kilang LNG Train-3 Tangguh.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan pasokan LNG dalam negeri sudah lebih dari cukup, sehingga peluang ekspor terbuka lebar. Menurutnya, tahun ini, Indonesia memerlukan setidaknya 60 kargo LNG untuk kelistrikan.
"Pak Menteri [Ignasius Jonan] sudah tanda tangan Jumat [1/3] pekan lalu, sudah ditandatangani ekspor 16 kargo LNG ke Singapura," katanya, setelah mengikuti forum Workship LNG Jepang - Amerika Serikat - Indonesia, Selasa (5/3/2019).
Kesepakatan tersebut berasal dari lelang yang dilakukan oleh BP dengan meminta persetujuan pemerintah. Djoko menjelaskan ekspor 16 kargo LNG disepakati mengingat harga yang disepakati sebesar 12,33% dari Japan Crude Cocktail (JCC).
Terlepas dari keberhasilan kesepakatan ekspor tersebut, pemerintah masih mencari pembeli LNG lainnya . Dia mengatakan hingga kini masih ada 40 kargo LNG yang belum terjual hingga 2025 mendatang.
Pasokan LNG tersebut kebanyakan berasal dari LNG Tangguh dan LNG Bontang. Selama ini, lanjut Djoko, pihaknya akan menawarkan kepada pembeli di pasar tradisional seperti dari Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan dan China.
Proyek Train-3 Tangguh yang dikelola oleh BP Berau Ltd. rencananya beroperasi pada 2020. Tahun ini, proyek yang menelan investasi mencapai US$8 miliar ini masih masuk tahap konstruksi dengan target pemasangan pipa, pra-commissioning dan penyelesaian WDA drilling.
Train-3 Tangguh menjadi satu dari empat proyek strategis nasional bersama Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), Proyek Jambaran-Tiung Biru dan Lapangan Abadi.
Tahun lalu, utilisasi energi gas di Indonesia di dominasi oleh ekspor liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair sebesar 28,37%, keperluan industri sebesar 25,25% serta kelistrikan sebesar 12,78%.