Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo III Masih Analisis Kelaikan Kontainer Mini

"Kami masih kaji, kalau dijual, market-nya seperti apa, kalau diangkut untuk barang, seberapa laik. Kami masih berproses."
Alat pengangkut kontainer (Reach Stacker) dioperasikan untuk memindahkan kontainer ke atas truk, di Pelabuhan Cabang Makassar yang dikelola Pelindo IV, Selasa (20/2/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Alat pengangkut kontainer (Reach Stacker) dioperasikan untuk memindahkan kontainer ke atas truk, di Pelabuhan Cabang Makassar yang dikelola Pelindo IV, Selasa (20/2/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelindo III (Persero) masih melakukan analisis terhadap kelayakan kontainer mini meskipun anak perusahaan, yakni PT Pelindo Marine Service, telah membuat purwarupa (prototype).

Purwarupa kontainer yang disebut minicon itu bahkan sempat dipamerkan dalam IMF-World Bank Annual Meetings 2018 di Bali pada Oktober 2018.

Namun, menurut Vice President Corporate Communication Pelindo III R. Suryo Khasabu, studi kelayakan terhadap aspek komersial dan teknis masih harus dilakukan.

"Kami masih kaji, kalau dijual, market-nya seperti apa, kalau diangkut untuk barang, seberapa laik. Kami masih berproses," katanya saat dihubungi, Rabu (27/2/2019).

Mengenai penyelesaian studi kelayakan maupun awal produksi komersial, Pelindo III belum dapat mematok waktu.

Sebelumnya, Pelindo III memaparkan keunggulan minicon yang diharapkan bisa mengatasi kendala dan kekurangan kontainer 20 TEU's selama ini (Bisnis.com, 14/8/2018).

Pertama, kontainer 20 TEU's yang didesain untuk kondisi jalanan luas dan lebar ternyata masih terlalu besar. Akibatnya di banyak pelabuhan, ada banyak kegiatan stuffing yang memakan waktu dan biaya. Pelindo III menghitung, setidaknya Rp3 juta harus dikeluarkan pemilik barang setiap kali pengiriman untuk membiayai kegiatan stuffing di depo kontainer, gudang serta sewa storage dan kontainer. Dengan minicon, biaya itu bisa dihilangkan.

Kedua, sebagian besar perdagangan di Indonesia dalam kondisi less container load (LCL) atau hanya sepertiga dari kapasitas kontainer yang dikirim oleh pemilik barang. Akibatnya, satu kontainer itu bisa dipenuhi dalam 3 hari sampai seminggu sehingga memakan waktu.

Ketiga, tren online sedang berlangsung. Konsekuensinya, pengiriman barang dilakukan dalam volume kecil sehingga tidak memerlukan kontainer berkapasitas besar.

Keempat, perdagangan selama ini berlangsung tidak seimbang. Kontainer dari Jawa ke luar Jawa penuh. Namun sebaliknya, kontainer dari luar Jawa ke Jawa kosong dan pengangkutannya tetap memakan biaya.

Pelindo III sempat menyebutkan rencana produksi 1.000 boks dengan nilai investasi Rp20 miliar mulai tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper