Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah penduduk Indonesia yang jalan-jalan ke luar negeri terus bertambah. Namun, ternyata pertumbuhan uang yang dihabiskan turis Indonesia di negeri asing justru melambat.
Sepanjang 2018, terdapat 9,75 juta wisatawan nasional yang pelesiran ke negara lain. Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah wisatawan nasional yang outbound tersebut meningkat sebesar 7,48% dari tahun 2017 yang mencapai 9,07 juta kunjungan. Kunjungan wisnas pada 2017 itu meningkat sebesar 6,67% dari tahun 2016 yang mencapai 8,5 juta kunjungan.
Di sisi lain, pengeluaran turis asal Indonesia di luar negeri hanya mencapai US$8,77 miliar, naik 5,8% dari tahun 2017 yang mencapai US$8,28 miliar. Adapun kenaikan spending wisnas ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai 9,5% dari tahun 2016.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, banyaknya penduduk Indonesia ke luar negeri dikarenakan harga tiket maskapai low cost carrier (LCC) dalam 3 tahun terakhir lebih terjangkau dibandingkan dengan harga tiket pesawat dalam negeri.
"Memang harga tiket ke luar negeri dalam 3 tahun terakhir yang lebih murah ini membuat masyarakat kelas menengah di sini lebih memilih ke luar negeri ketimbang berwisata di sini," ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/2/2019).
Keterjangkauan tiket ke luar negeri itu membuat kelas menengah mencoba mengalihkan perjalanannya dari dalam negeri untuk traveling ke luar negeri.
Baca Juga
Namun untuk pengeluaran wisnas memang terdapat hambatan karena dari belanja barang id luar negeri harus menggunakan kurs asing. Depresiasi nilai mata uang rupiah berdampak pada turis yang menahan atau mengurangi belanja saat berpelesir di luar negeri.