Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Pembangkit Listrik Butuh Kredit Bunga Rendah

Institute For Essential Services Reform (IESR) menilai bisnis pembangkit sebagai bisnis yang menguntungkan, akan tetapi dengan rezim tarif saat ini, pengembang didesak untuk melakukan investasi yang lebih efisien dan kredit dengan bunga yang lebih rendah untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang memadai.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) saat pelaksanaan kegiatan strategis daerah optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/1/2019)./ANTARA-Risky Andrianto
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) saat pelaksanaan kegiatan strategis daerah optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/1/2019)./ANTARA-Risky Andrianto

Bisnis.com, JAKARTA—Institute For Essential Services Reform (IESR) menilai bisnis pembangkit sebagai bisnis yang menguntungkan, akan tetapi dengan rezim tarif saat ini, pengembang didesak untuk melakukan investasi yang lebih efisien dan kredit dengan bunga yang lebih rendah untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang memadai.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menuturkan perusahaan konglomerasi memiliki akses kredit perbankan yang lebih baik, dan bisa mendapatkan pinjaman dan bunga kompetitif karena  struktur permodalan yang dimiliki cukup besar dan bisa menjaminkan asetnya dengan lebih mudah.

“Investasi pembangkit memang besar, jadi semakin besar kapasitas pembangkitnya, biaya modal bertambah besar,” katanya kepada Bisnis, Minggu (24/2/2019).

Menurut Fabby, bisnis pembangkit menguntungkan lantaran kontrak Perjanjian Jual Belli Listrik atau PPA diteken secara jangka panjang selama 20-25 tahun. Dengan demikian, kata dia, perhitungan IRR biasanya sudah dijamin sesuai dengan tarif yang disepakati.

Menurutnya untuk pengembang listrik swasta IRR yang menguntungkan di kisaran 12%-15%, bergantung jenis pembangkit dan tingkat bunga pinjaman yang didapat.

"Artinya kalau kontraknya 25 tahun, setelah 7-8 tahun pengembang bisa menikmati keuntungan. Apalagi biaya operasi dan perawatan pembangkit untuk energi terbarukan relatif kecil,”imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper