Bisnis.com, JAKARTA - Tertundanya impor batu bara China dari Australia akibat waktu penyelesaian administrasi di pelabuhan hingga 40 hari atau lebih disinyalir menjadi buntut meningkatnya ketegangan di antara kedua negara.
Analis dari China Coal Transport & Distribution Association Han Lei mengatakan para pejabat bea cukai mengambil waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pemeriksaan batu bara kokas yang diimpor dari Australia. Di samping itu, beberapa pelabuhan di wilayah Selatan pun telah memperlambat persetujuan impor batu bara thermal dari Australia.
Kepala analis China Coal Resource Feng Dongbin mengatakan langkah yang diambil China tersebut diberlakuan sejak bulan lalu ketika ketegangan politik meningkat di antara kedua negara. Menurutnya, hal tersebut menjadi sebuah peringatan bagi Australia.
"Secara keseluruhan, China masih bertekad untuk mengendalikan impor tahun ini, tetapi kali ini dimulai dengan Australia," ujarnya, mengutip Bloomberg, Kamis (21/2/2019).
Sementara itu, kepada Reuters, seorang trader di Beijing mengatakan pembatasan impor dari Australia merupakan pertama kalinya Beijing mengekang impor dari negara tertentu tanpa alasan yang jelas.
Trader di Shanghai mengatakan dia telah berhenti membeli batu bara dari Australia dan mengalihkan pembelian komoditas itu lebih banyak ke Indonesia dan Rusia.
Adapun China telah mengubah porsi impornya secara teratur yang berdampak pada pasar global secara keseluruhan. Langkah tersebut dialamatkan pada batu bara thermal, khususnya yang berkalori rendah, dengan tujuan mendukung pertambangan domestiknya sekaligus mengurangi polusi.
Indonesia pun menjadi salah satu negara yang terdampak. Pasalnya, sebagian besar batu bara yang diekspor Indonesia memiliki kalori rendah dan sedang.