Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap pelaksanaan belanja negara sepanjang tahun anggaran 2019 terus semakin membaik.
Dirinya mengungkapkan eksekusi anggaran belanja kementerian lembaga di sepanjang 2018 terbilang cukup menggembirakan. Pelaksanaan anggaran yang membaik terlihat dari konsentrasi serapan anggaran yang relatif menurun di penghujung tahun.
"Tahun 2019 adalah tahun penting yang merupakan tahun untuk mencapai seluruh program yang diprioritaskan oleh Kabinet Kerja. Fokus dari kementerian/lembaga harus terus fokus menjalankan anggaran untuk bisa mencapai outcome yang telah direncanakan," ujarnya di Jakarta (20/2/2019).
Sri Mulyani mengungkapkan pelaksanaan anggaran yang membaik di sepanjang 2018 tergambar dari berkurangnya jumlah revisi pelaksanaan anggaran dalam kewenangan pagu tetap sebanyak 73%, dari sebanyak 52.072 revisi yang terjadi di sepanjang tahun anggaran 2017 menjadi sebanyak 13.686 revisi pada 2018.
Di samping itu, indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran agregat dari seluruh kementerian lembaga yang dinilai dalam tiga tahun terakhir (2016-2018) juga mengalami peningkatan signifikan dari sebesar 67,17 di sepanjang 2016 menjadi 93,11 pada tahun anggaran 2018.
Alokasi belanja negara di dalam APBN 2019 mencapai Rp2461,1 triliun yang berfokus pada pembangunan pondasi sumber daya manusia melalui penguatan layanan tiga bidang, yaitu infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.
Pada sepanjang 2019, pemerintah mengalokasikan anggaran belanja infrastruktur senilai Rp415 triliun. Penggunaan anggaran tersebut diprioritaskan untuk pembangunan dan revitalisasi jalan sepanjang 1.834 kilometer, jembatan sepanjang 37.177 meter, penyediaan 6.873 unit rumah susun, penyelesaian pembangunan 48 unit bendungan, empat bandara baru, dan 394,8 kilometer jalur kereta api, serta pembangunan maupun rehabilitasi irigasi atas lahan seluas 170,4 ribu hektar.
Di bidang kesehatan, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp123,1 triliun dengan fokus utama untuk menyediakan fasilitas jaminan kesehatan nasional bagi 96,8 juta orang.
Sedangkan alokasi anggaran untuk pendidikan mencapai Rp492,5 triliun yang tersebar untuk perluasan akses Program Indonesia Pintar bagi 20,1 juta siswa, penyaluran Bantuan Operasional Sekolah untuk mendukung 55,8 juta siswa, penyaluran beasiswa bidikmisi bagi 471,8 ribu mahasiswa, dan penyaluran tunjangan profesi bagi sebanyak 1,4 juta guru.