Bisnis.com, JAKARTA -- Meski defisit neraca dagang Januari 2019 mencapai US$1,16 miliar, tapi nilai impor Indonesia pada bulan yang sama yang sebesar US$15,03 miliar merupakan yang terendah sejak September 2018.
Terakhir kali nilai impor Indonesia berada di bawah US$15 miliar terjadi pada September 2018. Saat itu, nilai impor yang dibukukan adalah US$14,61 miliar.
Data itu terlihat dari pemaparan Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (15/2/2019). Nilai itu turun 2,19% dari impor pada Desember 2018 yang sebesar US$15,03 miliar dan 1,83% lebih rendah dari posisi Januari 2018.
Penurunan secara year-on-year (yoy) dipengaruhi berkurangnya impor migas sebesar US$569,7 juta atau menyentuh 26,52%.
Meski turun secara tahunan, tapi nilai impor non migas Januari 2019 naik 2,21% menjadi US$288,8 juta.
"Penurunan terjadi karena impor konsumsi menurun 10,39% [secara tahunan]," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jumat (15/2).
Dibandingkan Desember 2018, impor konsumsi berkurang 16,75% menjadi US$1,22 miliar. Adapun nilai impor bahan baku naik 2,08% menjadi US$11,45 miliar.
Impor barang modal juga tercatat turun 12,1% menjadi US$2,35 miliar dibandingkan angka Desember 2018. Salah satu pendorongnya adalah penurunan impor peralatan listrik.