Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) menyampaikan empat usulan untuk mengurai kemacetan lalu lintas di dalam pelabuhan maupun di jalan sekitar pelabuhan.
Sekjen Asdeki Khairul Mahalli mengatakan hampir semua depo yang ada di pelabuhan di Indonesia berada di sekitar pelabuhan, bahkan beberapa depo kontainer kosong berada di dalam pelabuhan.
Banyak pula lokasi depo dan lokasi parkir truk tidak menjadi satu atau dekat dengan lokasi depo. Belum lagi lokasi pabrik dan gudang yang juga cukup jauh dari pelabuhan.
"Akibatnya, kontainer kerap mondar-mandir, menimbulkan biaya angkut yang tinggi, dan sangat berpengaruh terhadap kemacetan lalu lintas, apalagi ditambah dengan ketentuan pembatasan jam lintas truk angkutan kontainer," katanya, Rabu (6/2/2019).
Melihat kondisi itu, Asdeki menyampaikan beberapa usulan guna mencegah pelabuhan terkena kemacetan.
Pertama, meminta bantuan kepada pemerintah untuk menertibkan keberadaan depo-depo agar sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No PM 83/2016 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Peti Kemas.
Kedua, meminta bantuan kepada pemerintah untuk menyediakan lahan yang cukup untuk membuka depo-depo penyangga (buffer depo) di kawasan industri dan bekerja sama dengan Aptrindo dan INSA.
Ketiga, mengusulkan kepada Pelindo di seluruh Indonesia untuk menambah waktu penumpukan kontainer di pelabuhan dari rata-rata 3 hari menjadi 6 hari, khususnya untuk kontainer ekspor dan kontainer kosong yang akan dikembalikan ke luar negeri.
Menurutnya, penambahan waktu ini akan membantu mengurangi kemacetan di jalan maupun pelabuhan.
Keempat, menambah jam operasional depo yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna jasa, bahkan 24 jam selama 7 hari (24/7) bila diperlukan.