Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melihat Pengelolaan Rotan Berkelanjutan di "Kebun" Warga Katingan, Kalimantan Tengah

Melalui serangkaian proses dari panen hingga menjadi rotan setengah jadi, terlihat bahwa rotan merupakan salah satu produk hutan yang ramah lingkungan.
Untuk setiap kumpulan rotan dengan berat standar 100 kilogram, batang rotan mentah biasanya dihargai dengan nilai berkisar Rp1.300 sampai Rp1.800 per kilogram./Bisnis-Iim Fathimah Timorria
Untuk setiap kumpulan rotan dengan berat standar 100 kilogram, batang rotan mentah biasanya dihargai dengan nilai berkisar Rp1.300 sampai Rp1.800 per kilogram./Bisnis-Iim Fathimah Timorria

Ramah Lingkungan

Rotan asal Rangan Surai, desa yang berjarak 198 kilometer dari pusat Kabupaten Katingan, dibudidayakan secara tradisional oleh petani setempat.

Melalui serangkaian proses dari panen hingga menjadi rotan setengah jadi, terlihat bahwa rotan merupakan salah satu produk hutan yang ramah lingkungan.

 “Untuk P2RK yang telah memperoleh sertifikat FSC, ia berfokus pada proses pemanenan yang lestari. Ketersediaan rotan produksi setiap bulan memiliki kapasitas tersendiri,” kata Indra menjelaskan.

Terdapat sejumlah ciri fisik yang menandakan batang-batang rotan siap dipanen. Hal ini terlihat dari sebagian daunnya yang mengering dan mengelupas dan batang yang telah menguning.

Para petani memulai proses panen dengan membersihkan duri dan pelepah daun yang menyelimuti batang rotan. Berbeda dengan hasil hutan non-kayu lainnya, rotan yang tumbuh merambat bergantung pada pohon tegakan.

Petani harus memotong batang rotan dari pangkalnya lalu menarik batang rotan hingga terlepas dari pohon rambatannya.

Oskar menjelaskan proses pemotongan rotan diikuti dengan pembukaan lahan yang memungkinkan sinar matahari menembus pangkal rotan yang tersisa. Dari pangkal rotan ini, akan tumbuh tunas-tunas batang rotan baru yang kelak akan dipanen ketika masanya tiba.

Batang rotan yang telah dipotong dari pangkalnya kemudian akan dikumpulkan untuk kemudian ditimbang. Untuk setiap kumpulan rotan dengan berat standar 100 kilogram, batang rotan mentah biasanya dihargai dengan nilai berkisar Rp1.300 sampai Rp1.800 per kilogram.

Pada tahapan ini, P2RK tidak langsung menjual rotan ke pengepul atau perajin yang membutuhkan. Rotan akan melalui tahap penjemuran dan pengasapan terlebih dahulu sebelum dijual.

“Penjemuran dilakukan supaya kadar air dalam batang rotan berkurang,” papar Oskar.

Ketika cuaca cukup panas dan baik, Oskar mengungkapkan proses penjemuran bisa memakan waktu selama 2-3 hari. Rotan akan melalui proses pengasapan selama 3 hari 3 malam dengan belerang setelah kadar airnya berkurang.

“Pengasapan dengan belerang akan akan memberi warna kuning pada rotan dan membuatnya mengkilap. Dari sini kualitas rotan akan terlihat dan akan diklasifikasi,” ujar Oskar.

Rotan dengan warna putih kekuningan disebut Oskar masuk dalam kategori rotan kelas wahid. Namun ia membeberkan terdapat perbedaan standar antara petani dan pembeli dalam melihat kualitas rotan.

“Bagi petani rotan yang bagus masih ada warna hijau di kulitnya, tapi pembeli kan melihat dari warnanya karena terlihat lebih indah,” tutur Oskar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper