Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DILD Tidak Terlalu Agresif Garap Pasar Properti

Lesunya pasar properti menjelang tahun politik membuat pengembang properti PT Intiland Development Tbk bergerak konservatif dalam setahun terakhir. Tahun ini, pengembang berkode emiten DILD itu menargetkan penjualan 10% menjadi Rp2,5 triliun dari target tahun lalu.
Graha Natura Intiland/intiland.com
Graha Natura Intiland/intiland.com

Bisnis.com, JAKARTA – Lesunya pasar properti menjelang tahun politik membuat pengembang properti PT Intiland Development Tbk bergerak konservatif dalam setahun terakhir. Tahun ini, pengembang berkode emiten DILD itu menargetkan penjualan 10% menjadi Rp2,5 triliun dari target tahun lalu.

Direktur Pengelolaan Modal dan lnvestasi DILD Archied Noto Pradono mengatakan bahwa target tahun lalu hanya Rp2,2 triliun. Adapun, fokus penjualan Intiland tahun ini adalah produk-produk dari proyek eksisting.

“Semester I/2019 rencananya kami melanjutkan proyek eksisting. Semoga di semester kedua kalau ada window yang bagus, proyek barunya akan kita luncurkan mana saja yang baik,” kata Archied kepada Bisnis belum lama ini.

Kemudian, dari keseluruhan target penjualan Rp2,5 triliun, sekitar Rp600 miliar di antaranya diharapkan berasal dari proyek-proyek baru yang berupa residensial, apartemen dan rumah tapak.

“Kenaikan target ini juga karena tahun lalu kan project launching kami sangat minim. Tahun ini sampai tahun depan kemungkinan kami akan naik pasti, meskipun ada kehilangan momen pas tahun pemilihan umum, jadi kita lebih konservatif,” kata dia.

Dengan total persediaan lahan (land bank) mencapai hampir 2.000 hektare di Jakarta dan Surabaya, Intiland juga akan berfokus bekerja sama dengan pihak lain untuk menambah luasan proyek.

“Strategi kita untuk tambah land bank tidak terlalu agresif, kalau untuk pengembangan proyek baru kita akan lebih kerja sama dengan orang yang punya land bank, jadi orang yang punya atau beli tanah, kita yang kembangkan dengan target proyek kita. Selain itu, kita juga akan coba mulai untuk jual aset tidak produktif supaya pertumbuhannya lebih baik,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper