Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Salim Incar Kelapa Jawa Barat, Ditawari Pola Inti Plasma

Grup Salim mengincar produksi besar buah kelapa dari sejumlah daerah di Jawa Barat untuk kepentingan ekspor dan bahan baku anak perusahaan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menawarkan pola inti plasma, karena  kebun kelapa didominasi oleh petani perkebunan rakyat dengan kepemilikian pohon yang bervariasi.

Bisnis.com,  BANDUNG— Grup Salim mengincar produksi besar buah kelapa dari sejumlah daerah di Jawa Barat untuk kepentingan ekspor dan bahan baku anak perusahaan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menawarkan pola inti plasma, karena  kebun kelapa didominasi oleh petani perkebunan rakyat dengan kepemilikian pohon yang bervariasi.

Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan pihak Grup Salim  yang dipimpin Presiden Direktur Gerry C Kertowidjojo dan jajaranya sudah menggelar rapat perdana bersama Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan pihaknya.

“Yang dibahas soal komoditas kelapa. Kelapa dibutuhkan perusahaan itu [Grup Salim] 300.000 butir per hari,” tuturnya di Gedung Sate, Bandung, Jumat (1/2).

Menurutnya permintaan dari Grup Salim ini potensial dipenuhi mengingat produksi buah kelapa Jabar dipasok dari sejumlah daerah dengan luasan 151.113 hektar dan produksi sebesar 91.618 ton. “Ini cukup besar. Sentra produksinya paling banyak Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Cianjur dan Sukabumi,” paparnya.

Tawaran Grup Salim kemungkinan besar akan diarahkan pada tiga daerah yang produksi serta lahannya besar yakni Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya. Menurutnya dari tiga daerah tersebut ada kesiapan lahan 100.000 hektar dan produksi hingga 90 juta butir per tahun. “Yang dibutuhkan sekarang 300.000 butir per hari, bahkan ke depan bisa 2 juta butir per hari,” katanya.

Data Produksi Kelapa di Jawa Barat

Indikator

Keterangan

Luas

 151.113 hektar

Produksi

91.618 ton

Perkebunan Rakyat

150.360 hektar

Jumlah Petani

665.144 KK

Kelompok Tani

10.058 kelompok

Produksi

21 Kabupaten [terbesar Tasikmalaya 13.270.000 kilogram]

Sumber: Dinas Perkebunan Jabar

Namun mengingat kebun kelapa ini didominasi oleh petani perkebunan rakyat dengan kepemilikian pohon yang bervariasi, pihaknya menawarkan agar Grup Salim mengadopsi skema inti plasma. Dengan skema ini maka Salim selain memiliki perkebunan dan unit produksi, jumlah pasokan pun bisa stabil. “Diharapkan juga kelapa yang dihasilkan rakyat dibeli dengan harga layak,” tuturnya.

Untuk memenuhi lahan inti plasma, Iwa yang juga Komisaris PTPN VIII ini mengaku akan berkoordinasi dengan BUMN tersebut terkait adanya lahan-lahan yang kurang produktif. Menurutnya PTPN VIII memiliki kesiapan lahan luas, meski untuk produksi kelapa skala besar masih harus didata. “Dari sektor kelapa ini bisa menghidupi 3 juta orang,” katanya.

Produk buah kelapa yang akan diambil oleh Grup Salim sendiri mulai dari serabut, arang batok, buah kelapa dan airnya. Komponen ini menurutnya dibutuhkan oleh pasar ekspor dari mulai Amerika hingga Uni Eropa. “Investasi [Salim Group] masih dihitung, kita sedang kaji. Kami juga menawarkan kopi yang sedang booming,” ujarnya.

Pasar Ekspor

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan selain menawarkan rencana investasi di sektor perkebunan kelapa, Grup Salim juga membawa 10 program ekonomi yang bisa ditautkan dengan program yang disusun pihaknya. “Mereka butuh 300.000 butir per hari kelapa, saya menyambut baik, ini nanti akan dikonversi jadi [program] satu desa satu perusahaan,” paparnya.

Menurutnya penawaran Grup Salim adalah upaya pihaknya mencari terlebih dahulu calon pembeli produk yang dihasilkan oleh desa lewat program tersebut. Tawaran ini juga membuat petani kelapa memiliki kepastian karena produksinya langsung diserap. “Pasti dibeli tiap bulannya dengan harga yang baik tanpa harus bingung jual kemana,” ujarnya.

Tren mengkonsumsi produk buah kelapa dinilai Ridwan membuat usaha komoditas ini menguntungkan. Salim yang berencana mengekspor dan mengolah hasil kelapa tersebut juga diuntungkan dengan pasokan yang stabil. “Ekspor tinggi di Eropa dan Amerika, dalam negeri juga [kebutuhan] banyak,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper