Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas bongkar muat barang nonpetikemas di pelabuhan-pelabuhan komersial diperkirakan tumbuh 20% tahun ini, didorong oleh infrastruktur yang membaik dan nilai tukar rupiah yang kompetitif bagi ekspor.
Sekjen Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sahat Simatupang mengatakan geliat kegiatan bongkar muat itu berlangsung baik di kargo domestik maupun internasional. Pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi 5,3% tahun ini mengukuhkan peningkatan aktivitas di pelabuhan.
"Pertumbuhan ekonomi membaik, [kurs rupiah terhadap] dolar membaik, infrastruktur sudah terbangun, akses jalan semakin lebar. Pasti ada peningkatan aktivitas bongkar muat, terutama setelah pilpres," katanya, Senin (21/1/2019).
Sahat menuturkan komoditas yang akan menopang a.l. batubara, minyak, pasir, dan gula.
"Batubara booming lagi, oil juga banyak, pasir di Jakarta pun booming, gula akan jalan. Intinya domestik bagus," ujarnya.
APBMI sebelumnya mengemukakan, untuk mencapai tingkat produktivitas dan layanan ideal kegiatan bongkar muat di pelabuhan, harus ada sinergi bisnis yang baik dan saling menguntungkan antara PBM dan badan usaha pelabuhan (BUP) pelat merah.
"PBM mesti bersinergi dengan Pelindo selaku BUMN dan BUMN juga mesti berperan menumbuhkembangkan usaha PBM swasta di pelabuhan agar bisa bersama mendorong kemajuan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat," tutur Ketua Umum DPP APBMI H.M. Fuadi (Bisnis.com, 7/1/2018).
Menurut dia, perlu peran setiap pihak untuk mendukung kelancaran arus barang dan bongkar.
“Salah satu pola B to B [business to business] dan sinergi dengan Pelindo itu, yakni dalam bentuk sharing port facility. Oleh karenanya, Pelindo agar tidak mengerjakan bongkar muat yang sudah dilaksanakan oleh PBM di pelabuhan,” ujar dia.