Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor CPO & Batu Bara Rentan Terdampak Perlambatan Ekonomi China

Kinerja ekspor kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan batu bara Indonesia rawan terganggu lantaran melambatnya pertumbuhan ekonomi China.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja ekspor kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan batu bara Indonesia rawan terganggu lantaran melambatnya pertumbuhan ekonomi China.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri mengatakan, pelambatan ekonomi yang terjadi di China akan berdampak besar ke Indonesia. Pasalnya, China merupakan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar bagi Indonesia.

“Porsi ekspor nonmigas ke China mencapai 15% dari total ekspor nonmigas Indonesia. Tentu saja, kinerja perekonomian mereka akan berdampak kepada ekspor Indonesia ke negara itu. Kondisi ini akan terus kami pantau,” jelasnya, Selasa (22/1).

Dia mengatakan, sejumlah komoditas yang akan terpengaruh adalah CPO dan batu bara. Hal itu terjadi lantaran sektor manufaktur China diperkirakan akan mengalami penurunan aktivitas seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi negara itu.

Untuk itu, dia menyatakan, pemerintah akan melakukan antisipasi dengan menggencarkan penetrasi ekspor ke negara nontradisional. Dia meyakini, ekspor ke negara mitra nontradisional pada tahun ini akan dapat mengompensasi menurunnya permintaan China.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas RI ke China pada tahun lalu tumbuh 14,25% secara year on year (yoy) menjadi US$24,39 miliar. Ekspor produk bahan bakar mineral ke Negeri Panda pada tahun lalu tumbuh 14,39% secara yoy menjadi US$6,05 miliar. Sementara itu untuk produk lemak dan minyak nabati serta hewani menapai US$3,25 miliar atau terkoreksi 0,12% secara yoy.

Adapun, pertumbuhan ekonomi China pada 2018 tumbuh 6,6 % secara year on year (yoy). Capaian itu menjadi yang terendah dalam 28 tahun terakhir sejak 1990. Hal itu membuat pemerintah China merevisi proyeksi pertumbuhan ekonominya pada tahun ini menjadi pada rentang 6%-6,5%. Adapun, pada tahun lalu, Beijing mematok target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 6,5%.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Keberlanjutan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang mengatakan, China merupakan pasar yang penting bagi CPO Indonesia. Pasalnya, negara itu merupakan salah satu konsumen terbesar biofuel dan CPO asal Indonesia.

“Beberapa waktu lalu, perang dagang AS dan China tidak terlalu berdampak ke ekspor CPO kita, karena permintaan China masih kuat. Tetapi dengan pelambatan ekonomi di China ini kita harus waspada, sehingga penting untuk mencari negara pasar baru dan memperjuangkan pasar tradisional kita seperti India dan UE,” jelasnya.

Berdasarkan data Gapki, ekspor CPO dan produk turunannya ke China pada Januari-November 2018 mencapai 3,92 juta ton. Negara itu menjadi importir terbesar ketiga setelah India dan Uni Eropa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper