Bisnis.com, JAKARTA--Pasar televisi domestik diproyeksikan penuh tantangan pada tahun depan.
Kondisi ini berbeda dengan bisnis pada 2018, di mana para pabrikan optimistis dengan berbagai momentum, seperti gelaran Asian Games dan Piala Dunia bisa mendongkrak permintaan televisi dalam negeri.
Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, mengatakan proyeksi pertumbuhan pasar televisi tahun depan agak berat, salah satunya karena persaingan dengan produk impor, terutama asal China.
"Kue pasar yang ada mulai dinikmati oleh produk China dengan harga yang murah sekali. Mereka tidak perlu investasi di Indonesia dan mudah berjualan di sini," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (26/12/2018).
Sementara itu, produsen televisi dalam negeri yang telah menanamkan modal di Indonesia dan membangun merek sejak lama tidak mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Selain itu, pabrikan elektronik nasional juga menghadapi permasalahan seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang fluktuatif.
Andry menambahkan kecenderungan generasi muda saat ini lebih memilih menggunakan ponsel cerdas atau smartphone untuk menonton tayangan audio video. "Dengan perkembangan smartphone, generasi muda lebih banyak menggunakannya dibandingkan menggunakan televisi," katanya.
Lebih jauh, dia menyatakan pelaku industri elektronik telah meminta perlindungan kepada pemerintah dari gempuran produk impor.