Bisnis.com, JAKARTA – Proses transformasi bisnis PT Berdikari (Persero) sudah berlangsung sejak 2012 guna memantapkan diri sebagai BUMN yang ditugaskan untuk mengembangkan layanan di sektor peternakan. Untuk mengetahui proses itu serta rencana pengembangannya ke depan, Bisnis berkesempatan mewawancarai Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Eko Taufik Wibowo. Berikut petikannya:
Bisakah Anda jelaskan mengenai perkembangan perusahaan sejauh ini?
PT Berdikari (Persero) berdiri sejak 1966 dengan nama PT Pilot Proyek Berdikari. Pada 7 April 2000, PT PP Berdikari resmi berubah status menjadi PT Berdikari (Persero). Pada 2016 Perseroan mengalami perubahan di mana lebih fokus ke arah Peternakan.
Setelah beberapa kali perombakan manajemen akhirnya, pada akhir 2017 baru bisa mulai memetakan arah bisnis, ke peternakan terintegrasi, sebagai BUMN yang ikut menjaga stabilisasi pangan sektor protein hewani baik ayam maupun sapi. Sektor tersebut akan dikelola dan dikembangkan secara terintegrasi mengacu pada best practice industri sejenis dan dukungan tata kelola yang baik.
Sampai akhir 2018 ini, Berdikari sudah mulai memperkuat sisi hulu peternakan ayam dan memperkuat jaringan kemitraan peternakan sapi dan akan terus berkembang di tahun berikutnya.
Bagaimana dengan proses transformasi yang dilakukan beberapa tahun terakhir?
Proses transformasi memang memerlukan beberapa tahapan dan prioritisasi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Proses perubahaan di Berdikari dilakukan secara total dengan fokus awal pada sisi pembenahan struktur finansial dan Organisasi serta SDM.
Semuanya ditopang dengan berbagai inisiatif strategis seperti penataan SOP, bisnis model, perbaikan tata kelola dan penataan struktur keuangan. Dari sisi SDM, upaya pembenahan secara menyeluruh dilakukan mulai dari perbaikan budaya kerja, penyesuaian kompetensi serta penataan organisasi berbasis kinerja dan sesuai fokus bisnis.
Dari sisi budaya kerja, memang masih perlu effort yang kuat karena masih ada beberapa karyawan yang belum bisa memahami dan mau ikut sejalan dengan arah perubahan perusahaan.
Apa saja hasil yang sudah dicapai dari praktik transformasi tersebut?
Dari sisi bisnis 2018, kami mulai masuk dalam bisnis peternakan ayam terintegrasi dari hulu ke hilir yang diawali dari rantai GPS (grand parent stock).
GPS merupakan rantai strategis dan menjadi critical point sebagai jaminan kapasitas pasok untuk rantai bisnis turunan berupa PS (parent stock), komersial (final stock) maupun pabrik pakan.
Berdikari sudah merealisasikan impor GPS broiler sebanyak 53.000 ekor pada 2018 yang tersebar di dua farm, yaitu di Farm Tasikmalaya dan Farm Pasuruan. Saat ini farm GPS sudah mulai menghasilkan DOC (day old chick) dan PS (parent stock) dengan rerata produksi 100.000 ekor per bulan yang didistribusikan kepada peternak pembibitan rakyat dan tersebar di pulau Jawa.
Bagaimana dengan komoditas pangan selain unggas?
Pada 2018, kami juga mendapatkan penugasan importasi daging kerbau dari India sebanyak 20.000 ton dengan omzet sekitar Rp1 triliun. Daging kerbau tersebut didistribusikan ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengizinkan daging kerbau impor dari India.
Pada tahun yang sama, perseroan juga melakukan pengadaan sapi indukan impor untuk Kementerian Pertanian sebanyak 1.400 ekor yang saat ini sudah mulai didistribusikan ke kelompok ternak di beberapa provinsi yang ada di Sumatra.
Dari sisi nonbisnis, kami sudah melakukan perubahan budaya kerja, penataan organisasi dan assesment pegawai secara berkesinambungan untuk mendukung percepatan pengembangan bisnis.
Di samping itu, kami melakukan pembenahan SOP, serta melakukan restrukturisasi utang terkait bisnis maupun kewajiban-kewajiban pajak yang tertunda pembayarannya.
Bagaimana target kinerja perusahaan pada tahun ini?
Penjualan 2018 berdasarkan prognosa adalah Rp1,36 triliun, atau 255,60% dari target RKAP 2018 sebesar Rp382,03 miliar. Jika dibandingkan dengan realisasi 2017 sebesar Rp113,6 miliar, terjadi kenaikan sebesar 1.093,6%. Laba bersih dalam prognosa 2018 sebesar Rp27 miliar, yang berarti terjadi kenaikan 52,6% dari target RKAP 2018.
Bagaimana dengan target kinerja pada tahun depan?
Target penjualan dalam RKAP tahun 2019 sebesar Rp429 miliar, dengan target laba sebesar Rp27 miliar. Untuk mewujudkan target tersebut, kami fokus pada bisnis peternakan ayam secara terintegrasi untuk GPS dan PS, memilih mitra strategis yang tepat dan mempersiapkan SDM yang berkompeten.
Apa saja strategi yang dijalankan untuk memenuhi target tersebut?
Seiring dengan fokus bisnis itu, kami mendorong anak perusahaan yang bergerak di bidang logistik untuk mendukung kegiatan distribusi dan supply chain bisnis peternakan, memberikan harga yang bersaing, dan meningkatkan service level untuk customer.
Pada bisnis peternakan sapi (BULS), kami akan menjalin sinergi dengan pihak pemerintah daerah, perguruan tinggi dan asosiasi pengusaha lokal, melakukan pemetaan potensi lahan dan membuat rencana bisnis yang baik untuk meyakinkan investor.
Pada bisnis mebel kami akan melakukan pendekatan bisnis secara intensif kepada buyer, memberikan harga jual yang kompetitif, memberikan jaminan kualitas produk, melakukan penetrasi pasar ekspor, dan membangun jaringan penjualan dalam negeri.
Apa saja rencana pengembangan bisnis dalam jangka menengah dan panjang?
Setalah kami fokus pada penataan dan arah transformasi pada 2017—2018, untuk selanjutnya kami akan meningkatkan skala bisnis yang ada. Pada sektor peternakan ayam, Berdikari akan terus memperkuat dan meningkatkan skala di sisi hulu serta menambah mata rantai bisnis turunannya. Termasuk sektor pakan, food processing dan akan mulai merambah sektor horeka .
Di sektor peternakan sapi, kami terus mempersiapkan dan menata kandang-kandang kami, mengembangkan sentra peternakan sapi berbasis kemitraan dengan peternak rakyat. Di samping itu, kami tetap mendukung program-program penugasan dari pemerintah dengan meningkatkan efisiensi, tata kelola yang baik dan tepat sasaran.
Kami juga terus melakukan konsolidasi penataan anak perusahaan agar sesuai dengan fokus bisnis Berdikari melalui divestasi ataupun perubahan bisnis modelnya.
Berapa jumlah anak usaha Berdikari dan bergerak di bidang apa saja?
Berdikari memiliki tiga anak perusahaan, yaitu PT Berdikari Meubel Nusantara yang bergerak di bisnis furnitur baik tujuan pasar ekspor maupun domestik.
Ada juga PT Berdikari Logistik Indonesia yang bergerak di bidang pengiriman atau distribusi tujuan domestik dan internasional juga pergudangan. Selain itu ada PT Berdikari United Livestock yang bergerak di bidang peternakan sapi dan memiliki lahan yang sangat strategis untuk mengembangkan industri peternakan di Sulawesi Selatan.
Manakah anak usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan?
Dari ketiga anak perusahaan tersebut, yang memberikan kontribusi terbesar dalam menyumbang dividen ke holding company sampai saat ini adalah PT Berdikari Meubel Nusantara yang berlokasi di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Ke depan, anak-anak perusahaan ini juga kami lakukan restrukturisasi dan penyesuaian bidang usahanya agar sejalan dengan core bisnis Berdikari.
Bagaimana siasat Berdikari menghadapi persaingan di industri peternakan?
Saat ini persaingan di bisnis peternakan ayam sangat ketat dan cenderung perlu penataan untuk dapat mengedepankan fairness yang lebih baik lagi. Hal ini ditunjukkan dengan penguasaan industri ayam oleh beberapa perusahaan PMA saja yang dapat dikatakan monopoli.
Selain sebagai buffer stock, Berdikari hadir sebagai controlling dan partner bagi pemerintah pada industri ini agar dapat bersama-sama menetapkan kebijakan strategis yang menguntungkan bagi semua pihak terutama keberpihakan pada peternak rakyat.
Seberapa kuat penguasaan pasar oleh perusahaan saat ini?
Sebagai tahap awal, saat ini Berdikari mulai masuk pada industri ini dengan penguasaan market share yang masih kecil sekitar 10% dan akan meningkat mulai tahun depan. Peran Berdikari ini direalisasikan dengan pemilikan GPS yang sudah berproduksi dan didistribusikan mulai Oktober 2018.
Apa tantangan utama yang dihadapi perusahaan?
Berbicara soal tantangan banyak sekali. Namun, kami bisa melihat dengan jelas bagaimana kondisi industri peternakan di negara kita saat ini. Struktur pasar dikuasai sistem oligopoli dari setiap mata rantai industrinya.
Regulasi bagaimana? Harus ada perubahan yang berani dan signifikan. Tinggal kita mau berpihak ke mana? Menuju perbaikan tata kelola yang pada gilirannya menjaga stabilisasi atau dibiarkan seperti saat ini dengan aturan-aturan parsial dan situasional.
Dari situ, bisa saya sampaikan tantangan eksternal cukup besar. Kami butuh pemahaman semua pihak dalam hal menghadirkan peran Berdikari sebagai BUMN yang mewakili kehadiran negara dalam penataan industri peternakan secara umum.
Bagaimana strategi pengembangan potensi SDM yang dijalankan?
Kami akan mengembangkan SDM yang mumpuni dan sesuai fokus bisnis kami. Menjadi perusahaan peternakan terintegrasi yang tidak hanya mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar tetapi juga mampu mengungguli mereka.
Kami mencetak ahli-ahli peternakan dan ahli dalam pengembangan bisnis turunannya melalui kombinasi pelatihan dan benchmarking yang berkelanjutan serta terjun langsung di lapangan dengan pendampingan tim yang berpengalaman.
BIODATA
Nama: Eko Taufik Wibowo
Pendidikan Formal :
- 1993 Magister Management, Banking & Finance, di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
- 1991 Fakultas Teknik Geologi , UPN Veteran Yogyakarta
Karier:
- Direktur Utama PT Berdikari (Persero), (Juni 2017—Sekarang)
- Direktur Keuangan dan SDM PT Berdikari (Persero), (April 2017—Juni 2017)
- Plt. Direktur Utama PT Berdikari (Persero), (Desember 2017—April 2017)
- Direktur Operasional dan Marketing PT Berdikari (Persero), (Agustus 2016—Desember 2016)
- Direktur PT Berdikari (Persero), (Maret—Agustus 2016)
- Head of Special Project PT Bank Mandiri Tbk. (Persero), (Oktober 2015—Maret 2016)
- Anggota Gugus Tugas Stabilisasi Pangan Kementrian BUMN, (Oktober 2015—Sekarang)
*) Artikel dimuat di koran cetak Bisnis Indonesia edisi Kamis (20/12/2018)